Senin, 04 Maret 2019

Sterilisasi Alat dengan AUTOCLAVE

Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi peralatan dan bahan (yang digunakan dalam mikrobiologi) dengan menggunakan uap bertekanan tinggi. Tekanan yang digunakan sekitar 15 psi atau 2 atm dengan suhu 121°C  (250°F) dengan waktu sterilisasi 15 menit.

Autoclave berfungsi untuk sterilisasi media pembiakan, bahan dan alat yang tidak rusak dengan pemanasan dan tekanan tinggi, serta untuk destruksi media pembiakan. Tipe autoclave ada banyak, namun memiliki prinsip dasar penggunaan yang sama.

Cara Penggunaan Autoclave

  1. sebelum melakukan sterilisasi, sebaiknya cek terlebih dahulu keadaan banyaknya air di dalam autoclave, pastikan tinggi air dalam autoclave sesuai dengan tanda jumlah atau tinggi air autoclave.
  2. air yang digunakan adalah air destilasi atau aquades untuk mencegah terbentuknya kerak atau karat
  3. masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi. jika mensterilisasi tutup botol berulir, maka tutup botol harus dikendurkan
  4. tutup autoclave dengan rapat, kemudian baut pengaman dikencangkan supaya tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave, tapi jangan kencangkan klep pengaman terlebih dulu.
  5. autoclave dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C 
  6. ditunggu sampai air mendidih dan uapnya memenuhi kompartemen autoclave serta terdesak keluar melalui klep pengaman. kemudian klep pengaman ditutup dan ditunggu hingga waktu sterilisasi selesai. penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm
  7. jika telah sterilisasi telah selesai, ditunggu terlebih dahulu hingga tekanan didalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan di lingkungan (jarum pada pressure gauge menunjuk angka 0)
  8. klep pengaman dibuka, dan keluarkan alat dan bahan yang disterilisasi dengan hati-hati

Untuk lebih jelasnya mari kita saksikan tautan video penggunaan alat sterilisasi autoclave dibawah ini! ☺


secara teori





secara praktek





Minggu, 03 Februari 2019

Kumpulan Soal UN (Ujian Nasional)

Dapat diibaratkan dengan tinggal menghitung hari anak-anak kita, baik jenjang SD, SMP, maupun SMA sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah guna dapat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persiapan demi persiapan pastilah sudah dilakukan mulai dari pelajaran yang lebih intensif di sekolah, ikut bimbingan belajar dan try out, serta mengerjakan berbagai latihan soal.

Berbicara soal latihan soal, admin blog punya informasi mengenai kumpulan soal-soal Ujian Nasional, baik SD, SMP, maupun SMA, dari beberapa tahun terakhir. Berminat ingin tahu kan??? Yuk cek link dibawah ini.......


Naskah Asli UN SD (9 Tahun)

2017 : https://goo.gl/TUnLTV
2016 : https://goo.gl/NbrxEN
2015 : https://goo.gl/h7yEjE
2014 : https://goo.gl/tqLrVP
2013 : https://goo.gl/4SL6fn
2012 : https://goo.gl/rBxeXq
2011 : https://goo.gl/i7y5n4
2010 : https://goo.gl/yAytsU
2009 : https://goo.gl/Rk5j2T


Naskah Asli UN SMP 10 Tahun Terakhir

2018 : https://goo.gl/z1RZur
2017 : https://goo.gl/GG7vHt
2016 : https://goo.gl/oZJjFf
2015 : https://goo.gl/xxQMEG
2014 : https://goo.gl/ATUKCK
2013 : https://goo.gl/cDYMjN
2012 : https://goo.gl/kSEfj5
2011 : https://goo.gl/ZS5sSc
2010 : https://goo.gl/fJnDHp
2009 : https://goo.gl/b42XCC


Naskah Asli UN SMA 10 tahun terakhir

2018 : https://goo.gl/zc51eH
2017 : https://goo.gl/t474uC
2016 : https://goo.gl/4d29Rc
2015 : https://goo.gl/9WZLqB
2014 : https://goo.gl/8W1uAT
2013 : https://goo.gl/33fok4
2012 : https://goo.gl/YxELGn
2011 : https://goo.gl/DJdq1F
2010 : https://goo.gl/Z99KEj
2009 : https://goo.gl/NdLuzq


Jangan lupa SHARE ke yang lain ya, biar banyak yang lebih tahu dan lebih banyak yang menjadi lebih siap dalam menghadapi Ujian Sekolah 😊

Pencemaran Udara

Atmosfer bumi tersusun dari 78% gas nitrogen, 21% gas oksigen, 0.93% gas argon, 0,32% gas karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lain. Komposisi gas ini merupakan komposisi atmosfer yang paling sesuai untuk mendukung kehidupan di bumi. Jika jumlahnya meningkat sebagai hasil aktivitas manusia atau akibat perinstiwa alam, akan terjadi ketidakseimbangan komposisi atmosfer bumi yang menyebabkan berbagai masalah lingkunga yang juga berdampak kepada kesehatan manusia. Perubahan komposisi atmosfer tersebut juga disebabkan masuknya berbagai polutan yang bukan merupakan komponen penyusun atmosfer. Meningkatnya kegiatan industri atau penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor, meyebabkan semakin banyaknya polutan yang terbuang ke udara

Beberapa zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah sebagai berikut:

  1. Karbon Monoksida (CO)
  2. Nitrogen Oksida (NOx)
  3. Chlorofluorocarbon (CFC) dan Halon
  4. Ozon (O3)
  5. Gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO)
  6. Belerang Oksida (SOx)


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 31 Januari 2019

Pencemaran Lingkungan Hidup

Lingkungan menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun, berbagai aktivitas manusia menghasilkan limbah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik dan dibuang ke lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Terkadang limbah tersebut membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat. energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab pencemaran disebut polutan. Suatu lingkungan disebut tercemar apabila jumlah atau kadar polutan melebihi ambang batas sehingga menyebabkan menurunnya kualitas atau daya dukung lingkungan dan terganggunya kehidupan makhluk hidup.

Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu

  1. pencemaran udara
  2. pencemaran air
  3. pencemaran tanah
  4. pencemaran suara

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 29 Januari 2019

Keseimbangan dan Perubahan Lingkungan Hidup

Menurut UU No. 23 Tahun 1997, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup lainnya

Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya. Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, yaitu keseimbangan yang dapat mengalami perubahan, tetapi perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen-komponennya dan tidak menghilangkan suatu komponen tertentu

Kriteria komponen dikatakan seimbang (equilibrium), antara lain:

  1. Terdapat pola-pola interaksi (arus energi, daur materi, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas) yang berlangsung secara proposional
  2. Lingkungan homeostatis, yaitu mampu mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan
  3. Pertumbuhan dan perkembangan organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya
  4. Memiliki daya dukung lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan lingkungan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Faktor penyebab perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Faktor alam
antara lain gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, dan kemarau panjang

b. Faktor manusia
antara lain pembakaran dan penebangan hutan, pembangunan industri dan pemukiman, penambangan secara liar, sistem pertanian monokultur, dan pencemaran lingkungan (misalnya, akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan)


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 28 Januari 2019

Suksesi

Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang berlangsung secara lambat dan teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu arah hingga terbentuk komunitas yang lebih kompleks. Proses suksesi akan berakhir setelah mencapai komunitas yang stabil (komunitas klimaks). Studi suksesi yang cukup lengkap yang dilakukan di Indonesia, yaitu di Pulau Krakatau, yaitu setelah terjadinya erupsi vulkanik pada tahun 1883, yang telah memusnahkan flora dan fauna yang terdapat di pulau tersebut dan mengurangi ukuran pulau hampir sepertiga dari ukuran semula. Suksesi juga dapat terjadi di perairan yang disebut hydrarch

Berdasarkan kondisi komunitas awal pada daerah yang mengalami suksesi, tipe suksesi dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain:

1. Suksesi Primer
adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas awal hilang total atau tidak ada lagi kehidupan.

Gangguan berat tersebut antara lain berupa letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, endapan lumpur di muara sungai, endapan pasir di pantai, dan meluapnya lumpur panas.

Substrat atau habitat baru yang terbentuk akibat gangguan berat tersebut, kemudian berangsur-angsur mengalami perkembangan ke arah terbentuknya komunitas baru yang lebih kompleks, hingga mencapai komunitas klimaks yang memiliki keseimbangan lingkungan  yang dinamis

2. Suksesi Sekunder
adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total.

Pada suksesi primer, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli. Sementara pada suksesi sekunder, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitatnya sendiri dan sebagian lainnya berasal dari luar


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 27 Januari 2019

Dinamika Komunitas

Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang saling berinteraksi di dalam suatu ekosistem. Komunitas beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya saling berinteraksi sehingga menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan komunitas dapat terjadi secara siklis dan non siklis

Perubahan komunitas siklis terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya. Contohnya, perubahan komunitas selama musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim penghujan, jumlah serangga dan katak lebih banyak daripada saat musim kemarau

Perubahan komunitas nonsiklis adalah perubahan komunitas yang terjadi secara dratis dengan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen. Perubahan nonsiklis terkadang hanya dapat dilihat setelah beberapa tahun, atau bahkan hingga lebih dari satu abad. Perubahan nonsiklis berkaitan dengan nilai sejarah, misalnya evolusi, migrasi, dan punahnya beberapa spesies tertentu. Berikut akan diuraikan perubahan komunitas dalam ekosistem yang dikenal sebagai suksesi



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 24 Januari 2019

Daur Fosfor

Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral (batuan fosfat) dan penguraian bahan organik (misalnya, kotoran ternak atau hewan laut) oleh dekomposer. Fosfor diserap oleh tumbuhan dalam bentuk fosfat anorganik (H2PO4)-, (HPO4)2-, dan (PO4)3-. Meskipun jumlah fosfor di alam sangat banyak, tetapi persediaannya untuk tumbuhan sangat terbatas karena sebagian besar terikat secara kimia oleh unsur lain dan sukar larut di dalam air. Itulah alasan para petani memberikan pupuk fosfat untuk tanaman pertaniannya. Pupuk fosfat dibuat dari bahan baku berupa batu-batuan fosfat yang tersedia di alam

Fosfor di dalam tubuh makhluk hidup berfungsi untuk menyimpan dan memindahkan energi (dalam bentuk ATP), membentuk asam nukleat, dan membantu proses respirasi maupun asimilasi. Melalui rantai makanan, fosfor dari tumbuhan masuk ke dalam tubuh hewan. Abila tumbuhan dan hewan mati, fosfat organik dari tubuh organisme tersebut akan diurai oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air dapat mengalami pengendapan (sedimentasi) di laut sebagai batu karang atau fosil. Batu karang atau fosil dapat terkikis kembali membentuk fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau diambil melalui kegiatan penambangan






Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 23 Januari 2019

Daur Air

Daur air berbeda dengan daur biogeokimia lain karena sebagian besar aliran air terjadi bukan karena proses kimia, melainkan proses fisik. Air mempertahankan bentuknya sebagai H2O, kecuali terjadi perubahan kimia dalam proses fotosintesis. Sumber air di alam, yaitu lautan, danau, rawa, waduk, dan sungai. Di dalam tubuh makhluk hidup, air berperan sebagai pelarut, berfungsi mentranspor zat makanan dan zat sisa metabolisme, mengatur tekanan osmotik sel, mengatur suhu tubuh, dan media berbagai reaksi kimia di dalam tubuh

Saat terkena cahaya matahari, seluruh permukaan bumi yang mengandung air akan mengalami penguapan (evaporasi), sementara makhluk hidup mengalami transpirasi (pengeluaran uap air melalui stomata). Uap air akan naik ke lapisan atmosfer membentuk awan. Awan kemudian berpindah karena adanya perbedaan suhu udara atau terbawa oleh angin. Saat terpapar udara dingin, awan akan mengalami kondensasi menjadi tetes-tetes air dan akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi)

Air hujan akan masuk ke dalam tanah secara vertikal melalui infiltrasi. Infiltrasi air hujan pada daerah yang bervegetasi (ditumbuhi tumbuhan) lebih besar jika dibandingkan dengan daerah yang tidak bervegetasi karena vegetasi menghasilkan serasah (tumpukan dedaunan kering) yang dapat meningkatkan porositas tanah. Setelah terjadi infiltrasi, air akan terus bergerak ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi; disebut peristiwa perkolasi. Sebagian air tanah diserap oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Air tanah dalam bentuk mata air, sumur, danau, dan sungai dimanfaatkan oleh hewan maupun manusia untuk menunjang kehidupan. Air sungai akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, dan akhirnya menuju ke laut. Di lautan, laju evaporasi lebih tinggi daripada presipitasi. Sebaliknya di daratan, laju presipitasi lebih tinggi daripada evaporasi dan transpirasi



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 21 Januari 2019

Daur Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan, yaitu sebagai komponen pembentuk protein atau komponen penyusun asam nukleat (DNA dan RNA). Sumber utama nitrogen adalah N2 di atmosfer. Namun, sebagian besar organisme baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat memanfaatkan N2 bebas di udara. Tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3)-. Pengikatan (fiksasi) N2 di udara menjadi NO3- dapat terjadi secara biologi dan elektrokimia. Pengikatan N2 secara biologi dilakukan oleh bakteri dan ganggang hijau-biru. Bakteri bebas (non-simbiotik) yang dapat mengikat N2 antara lain Azetobacter. Bakteri simbiotik yang mampu mengikat N2, antara lain Rhizobium leguminosarum yang bersimbiosis dengan bintil akar tumbuhan polong-polongan. Ganggang hijau-biru yang dapat mengikat N2, antara lain Nostoc dan Anabaena

Nitrat (NO3)- yang telah diserap oleh akar tumbuhan disintesis menjadi bahan protein di dalam tubuh tumbuhan (protein nabati). Protein nabati dirubah oleh herbivora menjadi protein hewani. Jika tumbuhan dan hewan mati, protein nabati dan hewani, serta kotorannya diurai menjadi amonia (NH3) dan asam amino oleh jamur pelapuk dan bakteri. Penguraian protein menjadi asam amino dan amonia disebut amonifikasi. Bakteri yang melakukan amonifikasi, antara lain Bacillus subtilis dan Bacillus mesentericus. Amonia kemudian diubah menjadi nitrit (NO2)- oleh bakteri nitrit (Nitrosococcus dan Nitrosomonas). Nitrit (NO2)- diubah menjadi nitrat (NO3)- oleh bakteri nitrat (Nitrobakter). Selain diserap oleh akar tumbuhan, nitrat juga mengalami denitrifikasi oleh bakteri dan sebagian menumpuk dalam bentuk endapan. Denitrifikasi adalah pengubahan nitrat menjadi gas nitrogen (N2) yang akan dibebaskan kembali ke udara. Bakteri yang berperan dalam denitrifikasi, antara lain Pseudomonas denitrificans dan Micrococcus.

Pengikatan nitrogen di udara secara elektrokimia memerlukan energi dari halilintar. Dengan energi dari halilintar, nitrogen berikatan dengan oksigen menghasilkan nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida kemudian bereaksi dengan air membentuk nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan, mengalami denitrifikasi, atau menumpuk pada endapan

Gambar. Daur Nitrogen





Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 20 Januari 2019

Daur Belerang (Sulfur)

Belerang (sulfur) terdapat di atmosfer dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari aktivitas vulkanik (misalnya, gunung berapi), pembakaran bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, dan asap pabrik. Belerang jugaterdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S) yang dilepas dari proses pembusukan bahan organik di dalam tanah dan air yang dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Organisme pengurai yang merombak bahan organik (protein) dan melepaskan H2S, antara lain jamur Aspergillus dan Neurospora serta bakteri Escherichia. H2S selanjutnya mengalami oksidasi di atmosfer membentuk sulfat (SO4). Gas sulfat bersama-sama dengan presipitasi (curah hujan) masuk ke dalam tanah. Jika kandungan gas sulfat di udara terlalu tinggi, presipitasi yang dihasilkan akan sangat asam, dikenal sebagai hujan asam

H2S di dalam tanah juga dapat mengalami oksidasi dan menghasilkan elemen sulfur (S). Sulfur kemudian teroksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Thiobacillus denitrificans dan Thiobacillus thiooxidans.


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Daur Karbon

Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk senyawa karbon anorganik, yaitu karbondioksida (CO2). Senyawa anorganik CO2, baik di darat maupun di air, akan diubah oleh produsen menjadi senyawa karbon organik melalui proses fotosintesis, disertai penyimpanan energi yang berasal dari radiasi cahaya matahari. Energi yang tersimpan di dalam tubuh produsen bersama dengan senyawa karbon organik disebut energi biokimia. Sebagian senyawa karbon organik di dalam tubuh produsen dimanfaatkan untuk aktivitas fisiologi produsen itu sendiri melalui proses respirasi, dan sebagiannya lagi ditransfer ke konsumen (hewan dan manusia) melalui rantai makanan. Respirasi (pernapasan) yang dilakukan oleh produsen dan konsumen akan membebaskan CO2 ke udara

Jika produsen dan konsumen mati, senyawa karbon organik di dalam tubuhnya akan diurai oleh organisme pengurai (bakteri dan jamur) yang akan membebaskan CO2 ke udara atau ke dalam air. Sebagian bahan organik di dalam tubuh organisme ada yang sulit diuraikan (perlu waktu yang lama) dan ada yang berubah menjadi batu kapur (CaCO3), arang, dan minyak bumi (bahan bakar fosil). Pembakaran bahan bakar fosil akan membebaskan CO2 kembali ke udara

Di dalam air, CO2 terlarut akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3). H2CO3 kemudian akan bereaksi dengan batu kapur (CaCO3), yang berlimpah di perairan terutama lautan, untuk membentuk ion bikarbonat (HCO3)- dan karbonat (CO3)2-. Ion bikarbonat merupakan sumber CO2 bagi organisme perairan. Organisme Mollusca bercangkang membuat bahan cangkang kalsium karbonat (CaCO3) dengan memanfaatkan kalsium dan CO2 yang terlarut dalam air. Jika hewan tersebut mati, cangkang akan hancur dan membebaskan CO2 ke udara

Gambar. Daur Karbon



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jumat, 18 Januari 2019

Daur Biogeokimia

Daur biogeokimia adalah peredaran unsur-unsur kimia dari lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Proses tersebut terjadi secara berulang-ulang dan tak terbatas. Jika suatu organisme mati, bahan organik yang terdapat di dalam tubuh organisme tersebut akan dirombak menjadi zat anorganik dan dikembalikan ke lingkungan. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dapat berbentuk padat (berupa garam-garam mineral), cair, atau gas. Unsur-unsur kimia tersebut dapat disintesis oleh tumbuhan menjadi berbagai senyawa organik, misalnya karbohidrat, protein, lemak, enzim, nukleoprotein, asam deoksiribonukleat (DNA), dan asam ribonukleat (RNA)

Daur biogeokimia dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu:

  • daur gas; meliputi daur karbon dan daur nitrogen
  • daur cair; meliputi daur air
  • daur padat (sedimen); meliputi daur fosfor dan belerang


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.