Senin, 31 Desember 2018

Annelida

Annelida (Latin, annulus: cincin) atau cacing bersegmen merupakan kelompok cacing yang memiliki tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan triploblastik yang tersusun atas rongga tubuh (selomata), meskipun struktur tubuhnya masih tergolong paling sederhana dibandingkan hewan selomata lainnya.


Minggu, 30 Desember 2018

Nematoda

Nematoda (Yunani, nema: benang, ode: seperti) adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti benang. Nematoda merupakan hewan triploblastik dan pseudomata (berongga tubuh semu)

Cara Hidup dan Habitat
Nematoda banyak hidup bebas di alam

Sabtu, 29 Desember 2018

Platyhelminthes

Platyhelminthes (Yunani, platy: pipih, helminthes: cacing) adalah cacing berbentuk pipih, triploblastik, dan aselomata

Cara Hidup dan Habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas air tawar, air laut, atau tempat yang lembab dengan cara memakan sisa-sisa organisme tumbuhan atau hewan kecil

Ada cacing yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang. Namun, ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan sel-sel di permukaan tubuh inang.

Cacing yang hidup bebas berasal dari kelas Turbellaria, sedangkan cacing dari kelas lainnya hidup sebagai parasit.

Ciri-Ciri Tubuh

  1. ukuran tubuh bervariasi, dari ukuran kurang dari 1 mm sampai lebih dari 20 m
  2. bentuk tubuh pipih dorsoventral, simetris bilateral, beruas-ruas atau tidak beruas-ruas
  3. merupakan hewan paling primitif diantara hewan simetris bilateral lainnya
  4. dapat bergerak maju ke depan
  5. tubuh terdiri atas tiga lapisan embrionik (triploblastik)
  6. tubuh aselomata (tidak memiliki rongga tubuh)
  7. ada yang telah memiliki saluran pencernaan makanan, khususnya yang hidup bebas. dan ada yang belum memiliki sistem pencernaan makanan, misalnya cacing pita
  8. tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran darah, sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara difusi
  9. sistem saraf berupa beberapa pasang benang saraf (tangga tali)
  10. alat ekskresi sangat sederhana, berupa saluran bercabang-cabang yang berakhir pada sel api (flame cell)
  11. alat indra berupa bintik mata, berfungsi untuk mendeteksi adanya sinar dan khemoreseptor, namun cacing yang hidup secara endoparasit (cacing pita) tidak memiliki alat indra
Cara Reproduksi
Platyhelmithes bereproduksi secara seksual dan aseksual

seksual
Platyhelminthes bersifat hermafrodit karena dalam satu individu memiliki testis dan ovarium. Hanya saja, biasanya sperma dan sel telur matang dalam waktu yang tidak bersamaan, sehingga dibutuhkan dua individu untuk bereproduksi secara seksual

aseksual
Dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu pemotongan beberapa bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi satu individu lengkap, contohnya pada Planaria.

Klasifikasi
  1. Turbellaria (cacing berambut getar), misalnya Symsagittifera roscoffensis, Mesostoma, Dugesia, Bipalium, dan Leptoplana
  2. Monogenea, contoh: Gyrodactylus salaris
  3. Trematoda (cacing isap), contoh: Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni
  4. Cestoda (cacing pita), contoh: Taenia solium, Taenia saginata
Peranan
  • Gyrodactylus salaris (salmon fluke) dari kelas Monogenea menyerang ikan di kolam pembenihan
  • Schistosoma mansoni (blood fluke) menyebabkan skistosomiasis (menyebabkan pendarahan pada saat mengeluarkan feses, menyebabkan kerusakan hati, gangguan jantung dan limpa, serta gangguan ginjal)
  • cacing pita Taenia saginata, Taenia solium, dan Dibothriocephalus hidup parasit pada usus manusia

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jumat, 28 Desember 2018

Ctenophora

Ctenophora (Yunani, kteno, kteis: sisir dan phore: pembawa) dikenal sebagai ubur-ubur sisir (comb jelly) yang hidup di laut. Tubuh berbentuk simetris radial, berdiameter 1-10 cm, dan sebagian besar berbentuk bulat atau oval, tetapi ada yang berbentuk memanjang seperti pita hingga mencapai panjang 1 m.

Ctenophora tidak memiliki alat sengat nematokist, sehingga menangkap mangsa dengan menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas (collobast atau sel lasso). Tentakel berjumlah sepasang, berukuran panjang, dan dapat ditarik kembali.

Ctenophora memiliki satu mulut untuk memasukkan makan dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan sisa zat padat. Ketika mangsa kecil (berupa plankton) tertangkap oleh tentakel, koloblas akan membuka secara mendadak, selanjutnya benang lengket akan dibebaskan oleh masing-masing koloblas akan menangkap makanan. Makanan kemudian akan disapu oleh tentakel untuk masuk ke dalam mulut.

Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk lokomosi (pergerakan). Kemiripan ctenophora dengan cnidaria diduga merupakan hasil evolusi konvergen akibat hidup di lingkungan yang sama. Terdapat hanya sekitar 100 spesies ubur-ubur sisir

Filum Ctenophora dibagi menjadi dua kelas, yaitu:

  1. Tentaculata, contohnya: Mertensia ovum
  2. Nuda contohnya: Neis cordigera

Referensi: 
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 27 Desember 2018

Cnidaria

Filum Cnidaria dan Ctenophora termasuk hewan coelenterata (Yunani, coelenteron: rongga), yaitu hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan makanan (gastrovaskuler). Cnidaria (Yunani, cnide: sengat) memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap mangsanya.

Cara Hidup
Sebagian besar hidup di air laut, sedikit yang hidup di air tawar. Hidup berkoloni atau soliter. Cnidaria yang berbentuk polip hidup sesil (melekat) di suatu substrat, sedangkan yang berbentuk medusa bergerak melayang atau berenang bebas di dalam air. Cnidaria hidup secara heterotrof sebagai karnivor dengan memakan udang (Crustacea) dan ikan kecil

Ciri-Ciri Tubuh
  1. ukuran tubuh bervariasi, contoh: Hydra (hanya beberapa milimeter) dan Cyanea capillata (berdiameter 2 m)
  2. tubuh berbentuk simetris radial
  3. dapat dibedakan menjadi polip dengan medusa
  4. termasuk eumetazoa (tubuh tersusun oleh jaringan sejati)
  5. termasuk hewan diploblastik (ektoderm dan endoderm)
  6. tubuh terdiri atas 3 lapisan, yaitu epidermis, mesoglea, dan gastrodermis
Polip; berbentuk silindris yang memiliki dua ujung, yaitu ujung yang satu sebagai oral (mulut) yang dikelilingi tentakel, sedangkan ujung yang lainnya sebagai aboral yang menempel pada substrat.

Medusa; berbentuk seperti lonceng, payung, atau mangkok terbalik, dimana bagian cembung mengarah ke atas, sedangkan bagian cekung yang memiliki mulut dan tentakel mengarah ke bawah.

Lapisan Epidermis
Merupakan lapisan tubuh paling luar. Tersusun atas lima macam sel, yaitu: sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau knidoblast, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra. 

Di dalam knidosit atau knidoblast terdapat kapsul penyengat nematosista. Nematosist paling banyak terdapat di tentakel dan ujung oral (mulut). Nematosist hanya dapat digunakan sekali saja, sehingga perlu dibentuk knidosit baru.

Sel-sel interstisial berfungsi dalam regenerasi dan menghasilkan tipe sel lainnya, antara lain knidosit, sel sperma, dan sel telur. Sel indra berhubungan dengan sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis yang berdekatan dengan mesoglea.

Lapisan Mesoglea
Merupakan rongga yang berisi bahan seperti gelatin dan tidak mengandung sel-sel. Mesoglea terletak di antara epidermis dan gastrodermis

Lapisan Gastrodermis
Terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir. Sebagian besar cnidaria memiliki nematosist pada gastrodermisnya, kecuali Hydra. Pada gastrodermis beberapa Hydra, terdapat zoochlorella yang hidup bersimbiosis sehingga Hydra menjadi berwarna cerah.



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 26 Desember 2018

Porifera (Hewan Spons)

Porifera (Latin, porus: pori, fer: membawa) adalah hewan invertebrata yang tidak memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ dan jaringan terspesialisasi, serta tubuhnya memiliki banyak pori. Porifera merupakan anggota Animalia yang paling sederhana atau primitif

Habitat dan Cara Hidup
Sebagian besar hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Porifera dewasa hidup sesil atau melekat pada suatu substrat. Porifera hidup secara heterotrof dengan memakan bakteri atau plankton

Ciri-Ciri Tubuh

  • ukuran tubuh bervariasi, dari sebesar kacang polong hingga setinggi 90 cm dengan diameter 1 meter
  • tubuh berwarna warni, berwarna pucat atau cerah
  • tubuh asimetris (tidak beraturan)
  • pada permukaan tubuh, terdapat pori-pori (ostium) yang merupakan lubang masuknya air
  • pertukaran gas terjadi secara difusi
Alur perjalanan air yang membawa makanan pada tubuh porifera:
air masuk melalui pori tubuh (ostium), mengalir ke rongga tubuh (spongosol), dan keluar melalui lubang pengeluaran (oskulum) -----> (ostium-spongosol-oskulum)



Berdasarkan tipe saluran air, bentuk tubuh porifera dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. askonoid; bentuk yang paling sederhana, yaitu menyerupai vas bunga atau jambangan, contohnya: Leucosolenia
  2. sikonoid; memiliki dinding tubuh yang melipat secara horizontal, sehingga potongan melintang tubuhnya tampak seperti jari-jari, tetapi bentuk tubuhnya tetap simetris radial, contohnya: Sycon ciliatum
  3. leukonoid; bentuk yang paling kompleks. saluran berflagela melipat-lipat membentuk rongga kecil berflagela (flagellated chamber), spongosol menghilang digantikan oleh saluran-saluran kecil menuju ke oskulum, contohnya: Leuconia (Leucandra)
Tubuh terbagi atas tiga lapisan sel, yaitu:
  1. pinakosit atau pinakoderm; sel-sel lapisan tubuh terluar. sel berbentuk pipih dan tersusun rapat. berfungsi melindungi tubuh bagian dalam. dapat berkontraksi sehingga tubuh dapat membesar dan mengecil. diantara pinakosit terdapat ostium.
  2. mesohil atau mesoglea; terletak antara lapisan luar (pinakosit) dengan lapisan dalam (koanosit). mesohil berupa protein bergelatin yang mengandung bahan tulang dan sel-sel ameboid yang disebut amebosit.
  3. koanosit; sel-sel lapisan tubuh paling dalam yang melapisi rongga spongosol. koanosit (sel berleher) berfungsi untuk mencerna makanan secara intraseluler.
Fungsi sel-sel amebosit:
  1. mengedarkan sari makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh lainnya
  2. membuang partikel sisa metabolisme
  3. membuat spikula (serat spons)
  4. membentuk sel reproduktif
Cara Reproduksi
  • aseksual; dengan cara pembentukan tunas (budding) dan gemula (tunas internal)
  • seksual; bersifat hermaprodit tetapi sel telur dan sperma matang pada waktu yang berlainan, sehingga dibutuhkan dua individu untuk bereproduksi secara seksual. sperma dikeluarkan bersama aliran air melalui oskulum dan masuk ke individu lain melalui ostium. fertilisasi membentuk embrio, berkembang menjadi larva amfiblastula, dan keluar dari tubuh induk untuk menempel pada substrat hingga tumbuh menjadi porifera dewasa
tunas; salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah dilepaskan. sekelompok sel yang dilepaskan akan tumbuh menjadi individu baru

gemula; sekelompok arkeosit yang mengandung cadangan makanan dan dikelilingi oleh amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras atau terkadang mengandung spikula.

arkeosit; amebosit dengan pseudopodia yang tumpul dan bernekleus besar.


Klasifikasi porifera:
  1. calcarea; memiliki rangka dari zat kapur atau kalsium karbonat. memiliki tipe saluran air askonoid, sikonoid, dan leukonoid. contoh: Leucosolenia, Clathrina, dan Sycon ciliatum
  2. hexactinellida; memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari silika (kaca) dengan bentuk tubuh silindris, datar, atau bertangkai. tipe saluran air sikonoid. contoh: Euplectella aspergillum, Hyalonema.
  3. demospongiae; memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin. tipe saluran air leukonoid. contoh: Oscarella, Microciona, Halichondria, dan Cliona celata.
  4. sclerospongia; menghasilkan rangka yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3) yang terjalin dalam serat-serat spons, sehingga tampak seperti batu koral. contoh: Ceratoporella dan Stromatospongia
Peranan
  1. sebagai hiasan dalam akuarium air laut, misalnya Axinella cannabina (berwarna orange)
  2. kerangka dari Spongia dan Hippospongia dimanfaatkan untuk spons mandi
  3. Cliona dapat mengebor batu karang dan cangkang moluska yang sangat keras, sehingga membantu pelapukan
  4. sebagai pengganggu peternakan tiram karena dapat hidup pada karang jenis tertentu (karang yang dibiakkan)


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 25 Desember 2018

Invertebrata

Invertebrata (Latin, in: tanpa, vertebrae: tulang belakang) adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Jumlah spesies invertebrata meliputi 95% dari seluruh hewan yang hidup di bumi ini.

Invertebrata dapat dikelompokkan menjadi beberapa filum, antara lain:

  • porifera; hewan berpori
  • cnidaria; hewan berongga dan memiliki alat sengat
  • ctenophora; hewan golongan ubur-ubur
  • platyhelminthes; cacing pipih
  • nematoda; cacing gilik
  • annelida; cacing yang berbentuk seperti cincin yang di untai
  • mollusca; hewan bertubuh lunak
  • arthropoda; hewan dengan tubuh dan kaki yang beruas-ruas
  • echinodermata; hewan berkulit duri


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 24 Desember 2018

KINGDOM ANIMALIA

Hewan atau animalia (Latin, anima: jiwa) merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel), multiseluler (bersel banyak), tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga hidup sebagai organisme heterotrof, dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makan atau mempertahankan diri dari musuh.

Terdapat lebih dari satu juta spesies dengan bentuk dan struktur tubuh yang beraneka ragam dan menempati hampir semua lingkungan di bumi, namun sebagian besar spesies hewan hidup di laut.

Berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh:

  1. Parazoa; hewan yang tidak memiliki jaringan sejati,yaitu hewan-hewan filum porifera (hewan spons)
  2. Eumetazoa; hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu hewan filum selain porifera

Berdasarkan simetris tubuhnya, eumetazoa dibagi menjadi:
  1. Radiata; memiliki bentuk tubuh simetris radial (memiliki tubuh bagian tubuh atas-bawah atau oral-aboral, tetapi tidak ada kiri-kanan atau depan-belakang. Contohnya: hydra
  2. bilateria; memiliki sisi dorsal (atas) dan sisi ventral (bawah), ujung anterior (kepala) dan ujung posterior (ekor), serta sisi kanan-kiri. Contohnya: udang, belalang, keluwing
Eumetazoa memiliki lapisan embrionik (lapisan lembagaatau lapisan nutfah) yang terbentuk melalui proses gastrulasi pada saat perkembangan embrio. Lapisan embrionik akan membentuk berbagai jariangan atau organ tubuh.

Terdapat tiga macam lapisan embrionik, yaitu:
  1. Ektoderm; lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio
  2. Endoderm; lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang sedang berkembang
  3. Mesoderm; terletak diantara ektoderm dan endoderm
  • Diploblastik; hewan yang memiliki dua lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm), contohnya: hewan coelenterata
  • triploblastik; hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik (ektoderm-mesoderm-endoderm), contohnya: semua eumetazoa kecuali coelenterata
Tiga kelompok hewan triploblastik, yaitu:
  1. triploblastik aselomata; hewan triploblastik yang solid atau tidak memiliki rongga diantara saluran pencernaan dan dinding tubuh, contohnya: platyhelminthes (cacing pipih)
  2. triploblastik pseudoselomata; hewan triploblastik yang memiliki rongga tubuh semu atau rongga tubuh yang tidak sepenuhnya dilapisi jaringan dari mesoderm. contohnya: nematoda (cacing gilik)
  3. triploblastik selomata; hewan triploblastik yang memiliki rongga tubuh sejati dan dilapisi jaringan yang berasal dari mesoderm. contohnya: annelida, mollusca, arthropoda, echinodermata, dan vertebrata
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang:
  1. invertebrata; tidak bertulang belakang
  2. vertebrata; bertulang belakang




Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Penerbit Erlangga.


Minggu, 23 Desember 2018

Angiospermae (Magnoliophyta)

Angiospermae (Yunani, angeion: wadah, sperma: biji) disebut juga Anthophyta (Yunani, anthos: bunga, phyton: tumbuhan), memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Berdasarkan kajian fosil yang pernah ditemukan, diduda angiospermae ada dibumi sejak awal masa kretaseus (sekitar 130 juta tahun silam) dan telah menyebar luas menjadi tumbuhan dominan di bumi pada akhir masa kretaseus (sekitar 65 juta tahun silam).

Ciri-ciri
Angiospermae memiliki ciri utama, yaitu bakal bijinya berada di dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah (karpel) sehingga serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya, daun buah berdaging tebal, misalnya pada mangga, jeruk, dan semangka. Pada kacang-kacangan, misalnya buncis, kapri, kacang panjang, daun buah berupa kulit polong yang tipis. Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami dormansi (tidak aktif)

Tubuh memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan berbunga terkecil berdiameter sekitar 2 mm, misalnya Wolffia, hingga pohon raksasa dengan tinggi lebih dari 100 m, misalnya pohon gom (Eucalyptus regnans) dari Australia. Tubuhnya terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga. Akar berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium atau tidak berkambium, serta memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel yang tebal dan berlignin. Daun memiliki tipe tulang daun yang bervariasi baik lurus, menyirip, dan menjari.

Bunga sebagai alat reproduksi generatif tumbuh dari tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun yang termodifikasi menjadi kelopak (sepal) yang pada umumnya berwarna hijaun, mahkota (petal) yang pada umumnya berwarna cerah, benang sari (stamen), dan putik (karpel).


Siklus Hidup
Tumbuhan berbunga yang kita lihat sehari-hari merupakan generasi sporofit (2n) yang dominan. Generasi gametofit angiospermae mengalami reduksi. Bersifat heterospora. Bunga sporofit akan menghasilkan megaspora dan mikrospora.


Klasifikasi
Angiospermae terbagi menjadi dua kelas, yaitu:

dicotyledoneae (magnoliopsida)
  • keping biji berbelah dua
  • berkas pembuluh pada batang bersifat kolateral terbuka, sedangkan pada akar bersifat radial
  • batang dan akar memiliki kambium
  • batang bercabang-cabang dengan ruas yang tidak jelas
  • berakar tunggang
  • tidak memiliki pelindung ujung akar dan pelindung ujung batang
  • berdaun tunggal atau majemuk, dengan urat daun menyirip atau menjari, dan umumnya tidak berpelepah
  • bagian bunga (kelopak, mahkota, dan benang sari) berjumlah empat, lima, atau kelipatannya
monocotyledoneae (liliopsida)

  • keping biji tunggal atau satu
  • berkas pengangkut pada batang bertipe kolateral tertutup. Floem dan xilem tersebar dan tidak teratur
  • batang dan akar tidak berkambium
  • batang tidak bercabang, memiliki rambut-rambut halus, ruas pada batang terlihat jelas
  • akar serabut
  • ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil
  • berdaun tunggal, kecuali kelompok palem. Urat daun sejajar atau melengkung dan berpelepah daun
  • bagian bunga (kelopak, mahkota, dan benang sari) berjumlah tiga atau kelipatan tiga

Peranan
  1. sebagai makanan pokok
  2. sebagai bahan sayuran
  3. sebagai bahan obat-obatan
  4. sebagai tanaman pengganggu tanaman lain


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sabtu, 22 Desember 2018

Gymnospermae (Pinophyta)

Menurut catatan fosil, gymnosperma pertama kali muncul pada akhir periode devon, sekitar 350 juta tahun yang lalu. Gymnospermae (Yunani, gymnos: terbuka, sperma: biji) yang banyak dikenal, yaitu tumbuhan konifer atau pinus yang memiliki konus (strobilus atau runjung). Istilah konifer, berasal dari struktur reproduktif pada tumbuhan tersebut yang merupakan kumpulan sporofil berbentuk sisik.

Ciri-ciri:
Tumbuhan berbiji terbuka memiliki ciri utama, yaitu bakal bijinya tumbuh dan terletak di luar megasporofil (ovarium). Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji yang terkumpul dalam bentuk strobilus (runjung) berkayu (kecuali pada Cycas). Sporofil jantan dan betina terpisah sehingga dapat dibedakan ciri-ciri fisiknya. Gymnospermae berumah dua hanya memiliki salah satu strobilus (jantan atau betina), sedangkan gymnospermae berumah satu memiliki kedua jenis strobilus.

Gymnospermae merupakan tumbuhan tahunan yang berkayu, dengan bentuk bervariasi. Sistem perakarannya berbentuk tunggang atau serabut. Batang dapat tumbuh membesar dan ada yang bercabang-cabang. Batang memiliki trakeid yang tersusun dari sel-sel berbentuk memanjang dan runcing yang berfungsi untuk mengangkut air dari bawah ke atas atau dari akar ke daun. Trakeid merupakan bentuk awal xilem. Daun memiliki bentuk yang bervariasi (ada yang kecil dan tebal berbentuk jarum, ada pula yang tipis seperti lembaran)

Siklus hidup:
Generasi yang dominan adalah sporofit. Bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus, terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi dengan bantuan angin (anemogami). Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.

Klasifikasi:
Divisi gymnospermae dibagi menjadi empat kelas, yaitu:

  1. Cycadinae
  2. Coniferae
  3. Gnetinae
  4. Ginkgoinae

Peranan:
  • bahan industri kertas, contohnya: Podocarpus, Pinus, Sequoia, dan Agathis.
  • obat-obatan, contohnya Ginkgo biloba dan Pinus (getahnya untuk obat luka)
  • kosmetika, contohnya Ginkgo biloba, sebagai agen anti penuaan
  • bahan makanan, contohnya Gnetum gnemon (daunnya untuk sayuran dan bijinya untuk membuat emping
  • tanaman hias, contohnya Cycas, Dioon edule, dan Cupressus
  • bahan industri terpentin, contohnya Pinus
  • bahan kayu bangunan, contohnya Podocarpus, Sequoia (kayu merah), dan Agathis (untuk bahan kayu lapis atau triplek)



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Priadi, A. 2009. Biology 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudhistira.

Jumat, 21 Desember 2018

Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Tumbuhan berbiji atau spermatophyta (Yunani, sperma: biji, phyton: tumbuhan) meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji (seed), terdapat calon individu baru (embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan (endosperma) yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Endosperma terbentuk setelah penyerbukan yang diikuti oleh pembuahan.

Ciri-ciri spermatophyta:

  1. umumnya bersifat fotoautotrof
  2. sebagian besar memiliki klorofil. 
  3. sebagian besar hidup di darat dan beberapa jenis hidup di air
  4. spermatophyta yang hidup di darat dapat tumbuh di tanah, epifit di pohon, atau parasit pada tumbuhan lainnya
  5. tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang, dan daun (disebut juga cormophyta)
  6. ukuran tubuh bervariasi dari beberapa sentimeter (contoh rumput-rumputan) hingga ratusan meter (contoh redwood; Sequoiadendron giganteum dan Sequoia sempervirens)
  7. bentuk tubuh dapat dibedakan atas semak, perdu, pohon, dan liana

Tumbuhan berbiji yang kita lihat merupakan generasi sporofit (2n). Sementara generasi gametofit (n) sudah tereduksi dan terikat pada sporofitnya atau dikelilingi oleh jaringan sporofit. Bentuk sporofit tumbuhan berbiji memiliki akar, batang, dan daun. Akar dapat berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, dan ada yang tidak berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Tulang daun berbentuk lurus, menyirip, atau menjari. Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut, baik xilem maupun floem, pada akar, batang, dan daunnya.

Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Berdasarkan letak bakal biji atau bijinya, spermatophyta dikelompokkan menjadi dua divisi, yaitu:
  • Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik
  • Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging


Referensi:
Irnaningtyas. 2003. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 20 Desember 2018

Divisi Pterophyta

Pterophyta atau paku sejati atau pakis merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering kita temukan di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab. Pterophyta hidup di tanah, di air, atau epifit di pohon dari daerah tropis hingga subtropis.

Sporofit pterophyta memiliki akar, batang, dan daun. Ukuran batang bervariasi dari kecil hingga besar seperti pohon. Pada umumnya, daun berbentuk lembaran, berukuran besar (makrofil), dan majemuk (terbagi menjadi beberapa lembaran), dengan tulang daun bercabang-cabang. Daun yang masih muda menggulung (circinate). Pterophyta memiliki sporofil (daun yang menghasilkan spora) dan tropofil (daun untuk fotosintesis dan tidak mengandung spora). Pada sporofil, terdapat sporangium yang terkumpul di dalam sorus di bawah permukaan daun. Pada pterophyta yang hidup di air, sporangium terkumpul dalam sporokarp.

Gametofit pterophyta memiliki klorofil, dengan ukuran yang bervariasi (disebut juga protalium). Gametofit bersifat biseksual atau uniseksual.

Terdapat sekitar 12.000 spesies pterophyta, antara lain Adiantum fimbriatum, Asplenium nidus, dan Marsilea crenata.




Referensi:
Irnaningtyas. 2003. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 19 Desember 2018

Divisi Equisetophyta

Equisetophyta atau disebut juga paku ekor kuda (horsetail) karena memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda sering tumbuh di daerah atau tempat berpasir. Sporofitnya berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, warnanya agak transparan dan tersusun melingkar pada batang. Batang berongga dan beruas-ruas. Batang tampak keras karena tersusun oleh sel-sel yang mengandung dinding sel mengandung silika (sehingga dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas, yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok). Batang memiliki rhizome. Pada ujung beberapa batang, terdapat strobilus yang didalamnya terdapat sporangia. Sporangium menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama, tetapi ada yang berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut sebagai paku peralihan.

Gametofit paku ekor kuda berukuran kecil (hanya beberapa milimeter) dan mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Gametofit ada yang menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium) dan ada pula yang menghasilkan alat kelamin betina (arkegonium). Gametofit jantan tumbuh dari spora jantan, sedangkan gametofit betina tumbuh dari spora betina.

Equisetophyta merupakan pembentuk endapan batubara. Equisetophyta yang berada di bumi ini untuk saat ini berjumlah sekitar 25 spesies. Pada umumnya equisetophyta berasal dari genus Equisetum (sekitar 15 spesies), dengan ukuran tinggi tubuh rata-rata 1 m, tetapi ada pula yang mencapai 4,5 m. Equisetophyta tumbuh di tepian sungai yang lembab dan daerah subtropis belahan bumi utara.

Contoh Equisetophyta antara lain Equisetum ramosissimum, Equisetum arvense, dan Calamites (sudah punah).


Referensi:
Irnaningtyas. 2003. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 18 Desember 2018

Divisi Lycopodophyta

Lycopodophyta atau lebih dikenal sebagai paku kawat atau paku rambut. Selain itu ada juga yang menyebut club moss (lumut gada) atau ground pine (pinus tanah), tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut atau pinus. Lycopodophyta banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau epifit di kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit.

Bagian tubuh lycopodophyta yang mudah dilihat merupakan generasi sporofitnya (2n). Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada batang. Batang berbentuk seperti kawat. Pada ujung cabang-cabang batang, terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada (strobilus) yang mengandung sporangium. Sporangium menghasilkan spora.

Gametofit (n) berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga zat organik diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.

Lycopodophyta telah memiliki akar dan daun sejati. Struktur daun yang berfungsi sebagai alat reproduksi (penghasil spora) disebut sporofil. Dua anggota lycopodophyta yang terkenal adalah Lycopodium dan Selaginella.

Dalam hidupnya, Lycopodium (cemara tanah) hanya menghasilkan satu macam spora yang berukuran sama. Oleh karena itu, Lycopodium dimasukkan dalam kelompok tumbuhan paku homospora atau isospora.

Berbeda dengan Lycopodium, Selaginella dapat menghasilkan dua macam spora dengan ukuran yang berbeda, yaitu mikrospora (berukuran kecil, berkelamin jantan) dan makrospora (berukuran besar, berkelamin betina). Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tersebut, Selaginella dimasukkan ke dalam kelompok tumbuhan paku heterospora atau anisospora.




Referensi:
Irnaningtyas.2013.Biologi Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Priadi, A.2009.Biology 1. Senior High School X.Jakarta:Yudhistira.

Senin, 17 Desember 2018

Divisi Psilotophyta

Psilotophyta tergolong tumbuhan paku tertua dengan susunan tubuh yang paling primitif. Diperkirakan terdapat 10 sampai 13 spesies dari 2 genus psilotophyta di dunia, dan sebagian besar tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Tubuh psilotophyta tidak memiliki daun dan akar sejati.

Daun dari psilotophyta biasanya berukuran kecil dan menyerupai sisik. Batang bercabang-cabang dua (dikotomis) dan tingginya bisa mencapai 30 cm hingga 1 m. Tidak memiliki jaringan pengangkut. Batang terdapat klorofil yang berfungsi untuk fotosintesis. Batang juga menghasilkan mikrofil yang terdapat sporangium.

Sporofil menghasilka satu jenis spora (homospora). Di dalam generasi gametofit tidak mengandung klorofil, tetapi menghasilan antheridium dan arkegonium. Generasi gametofit bersimbiosis dengan jamur untuk memaksimalkan nutrisi.

Contoh Psilotophyta adalah Psilotum sp. (psilotophyta dengan daun kecil) dan Rhynia sp. (psilotophyta tanpa daun)

Minggu, 16 Desember 2018

Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Tumbuhan paku beserta tumbuhan berbiji termasuk ke dalam Tracheophyta atau tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku juga disebut tumbuhan berkormus, yang berarti sudah memiliki akar, batang, dan daun sebenarnya.

Ciri-ciri tumbuhan paku:

  1. mempunyai daur hidup gametofit dan sporofit, dengan generasi sporofit yang lebih dominan
  2. pada umumnya memiliki batang yang menjalar dibawah permukaan tananh yang disebut rhizom
  3. pada rhizom tumbuh sekelompok akar dan daun
  4. akar berupa akar majemuk dan berfungsi untuk meyerap air dan mineral serta melekatkan tubuh pada substrat
  5. daun paku dibedakan atas sporofil (penghasil spora) dan tropofil (penyelenggara fotosintesis)
  6. alat reproduksi berupa sorus yang terletak di permukaan bawah daun
  7. disetiap sorus terdapat sporangium yang dilengkapi dengan tangkai (sporangiofor)
  8. beberapa sporangium dilindungi oleh indusium (selaput pelindung)
  9. apabila sporangium sudah matang, maka anulus atau sederet sel khusus yang terdapat pada tepi sporangium akan mengering dan mengerut sehingga sporangium pecah
  10. sporangium yang pecah menyebabkan spora terlontar keluar, dimana apabila spora tersebut jatuh di tempat yang lembab, maka spora akan berkecambah dan berkembang membentuk gametofit yang ditandai dengan adanya protalium
  11. di dalam protalium berkembang organ reproduksi seksual, baik arkegonium maupun anteridium
Klasifikasi tumbuhan paku:
  1. divisi Psilotophyta
  2. divisi Lycopodophyta
  3. divisi Equisetophyta
  4. divisi Pterophyta
Peranan tumbuhan paku:
  1. fosil tumbuhan paku purba merupakan bahan utama untuk pembentukan batu bara
  2. sebagai bahan baku obat-obatan, misalnya Lycopodium clavatum dan Dyopteris filix-mas
  3. sumber makanan, misalnya Marsilea crenata
  4. sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae
  5. sebagai tanaman hias, misalnya Asplenium nidus, Adiantum cuneatum, dan Selaginella
Referensi:
Priadi, A. 2009. Biology 1 For Senior High School Year X. Jakarta. Yudistira.

Sabtu, 15 Desember 2018

Kelas Anthoceropsida (Lumut Tanduk)

Lumut tanduk memiliki struktur menyerupai lumut hati. Namun, lumut tanduk memiliki ciri khas yaitu struktur mirip tanduk yang tumbuh diluar gametofit. Lumut tersebut biasanya hidup di daerah sepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Contoh tumbuhan lumut tanduk yang banyak dikenal adalah Anthoceros sporophytes.

Jumat, 14 Desember 2018

Kelas Hepaticopsida (Lumut Hati)

Lumut hati berbentuk seperti lembaran daun (lobus). Pada permukaan bawah lobus terdapat rhizoid. Contoh tumbuhan lumut yang termasuk dalam kelas hepaticopsida adalah Marchantia polymorpha, Riccia frostii, dan Ricciocarpus natans.

Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi sel telur oleh sperma. Jika anteridium matang, maka sel sperma akan berenang melalui air atau embun menuju ke arkegonium sehingga terjadi fertilisasi, menyebabkan pembentukan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi sporofit. Selanjutnya, sporofit membentuk kapsul yang tampak menonjol keluar dari arkegonium

Rabu, 12 Desember 2018

Kelas Bryopsida (Lumut Daun)

Lumut daun memiliki batang semu yang tegak dengan panjang kurang dari 3 cm. Lembaran daunnya tipis dan tersusun secara spiral.

Pada tahapan gametofit, organ reproduksi seksual tumbuh pada bagian pucuk batang yang berdaun. Saat sel telur sudah siap dibuahi, maka arkegonium akan terbuka. Jika ada air, maka sel sperma akan berenang menuju arkegonium dan membuahi sel telur. Hasil fertilisasi tersebut akan tumbuh menjadi sporofit yang memiliki tangkai panjang dengan pucuk berkapsul. Di dalam kapsul, spora akan terbentuk. Jika spora matang, maka kapsul akan terbuka dan spora akan terbang terbawa angin. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protonema. Protonema akan berkembang menjadi lumut baru.

ontoh tumbuhan lumut yang termasuk dalam bryopsida antara lain Sphagnum fimbriatum, Aeobryopsis longissima, Pogonatum cirrhatum, dan Mniodendron divaricatum.

Selasa, 11 Desember 2018

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Bryophyta merupakan anggota kingdom Plantae yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta dengan Cormophyta. Nama Bryophyta berasal dari kata Bryon (lumut) dan Phyton (tumbuhan)

Ciri-ciri bryophyta:

  1. merupakan tumbuhan talus
  2. penyebaran air dan mineral organik di dalam tubuh berlangsung secara difusi
  3. bereproduksi secara seksual dan aseksual
  4. reproduksi seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dan betina
  5. reproduksi aseksual melalui fragmentasi dan pembentukan gema (kuncup tunas)
  6. beberapa spesies lumut disebut lumut berumah satu (homotalus) karena memiliki organ penghasil gamet jantan (anteridium) dan organ penghasil gamet betina (arkegonium) dalam satu tubuh
  7. beberapa spesies lumut yang lain disebut lumut berumah dua (heterotalus) dikarenakan anteridium dan arkegonium terdapat pada tumbuhan yang terpisah
  8. mengalami metagenesis/pergiliran keturunan antara generasi gametofit dan sporofit, dengan dominasi generasi gametofit
Klasifikasi lumut:
  1. kelas Bryopsida (lumut daun)
  2. kelas Hepaticopsida (lumut hati)
  3. kelas Anthoceropsida (lumut tanduk)
Peranan lumut:
  • mampu merombak struktur batu menjadi tanah
  • menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan
  • sebagai bahan bakar (Sphagnum) atau atap rumah
  • menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau (contoh: Sphagnum)
  • sebagai obat, misalnya Marchantia polymorpha sebagai obat radang hati (hepatitis)

Referensi:
Priadi,A.2009.Biology 1 For Senior High School Year X.Yudhistira.

Senin, 10 Desember 2018

DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE)

Tumbuhan (Plantae) merupakan organisme eukariotik, multiseluler, memiliki akar, batang, dan daun, dinding sel tersusun atas selulosa, sebagian besar memiliki klorofil a dan b sehingga dapat berfotosintesis, serta dapat menyimpan cadangan makanan

Berdasarkan ada atau tidaknya berkas pembuluh angkut, tumbuhan dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

  1. tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta)
  2. tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku (pterydophyta) dan tumbuhan berbiji (spermatophyta)
Referensi:
Irnaningtyas.2013.Biologi Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Erlangga.

Minggu, 09 Desember 2018

Divisi Basidiomycota

Nama Basidium yang berarti alas kecil, merupakan suatu tahapan diploid sementara dalam siklus hidup organisme tersebut. Basidiumycota juga sering disebut dengan fungi gada (club fungi) karena bentuknya yang menyerupai gada. Terdapat sekitar 25.000 spesies basidiumycota, yang meliputi cendawan, fungi rak, puffball, dan rust.

Ciri-ciri Basidiumycota antara lain:

  1. Merupakan jamur multiseluler dengan hifa bersekat
  2. Miselium tersusun padat membentuk tubuh buah (disebut Basidiokarp atau Basidiokarpus), tetapi ada juga beberapa jamur yang tidak membentuk basidiokarp
  3. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, antara lain seperti payung, lingkaran, kancing, atau telinga manusia
  4. Dibagian bawah payung, terdapat bilah-bilah berbentuk lembaran seperti insang (gill) tempat basidium menghasilkan basiospora yang merupakan alat reproduksi seksual
  5. Cara hidup sebagai saproba, bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan dengan membentuk mikorhiza, dan ada pula yg bersifat parasit pada organisme lain
  6. Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiaspora
  7. Reproduksi seksual dengan membentuk hifa (+) dengan hifa (-)
Daur Hidup Basidiomycota


Beberapa jebis Basidiomycota dapat dimanfaatkan sebagai makanan, tetapi ada pula yang beracun
  • Volvariella volvacea (jamur merang)
  • Auricularia polytricha (jamur kuping)
  • Pleurotus sp. (jamur tiram)
  • Calvatia gigantea atau giant puffball
  • Amanita sp. merupakan jamur beracun

Sabtu, 08 Desember 2018

Divisi Ascomycota

Lebih dari 60.000 spesies Askomycetes atau disebut juga fungi kantung telah diidentifikasi dari berbagai macam habitat laut, air tawar, dan darat. fungi kantung bervariasi dalam ukuran dan kompleksitas dari khamir uniseluler hingga ke fungi kecil berbintik daun sampai ke fungi mangkok rumit dan morel.

Askomycota

Berikut peranan Askomycota di lingkungan:

  1. beberapa spesies bersifat patogen
  2. beberapa bagian juga bersifat saproba, khususnya bagi bahan yang berasal dari tumbuhan
  3. setengah spesies ascomycota hidup dengan alga dalam hubungan simbiotik yang disebut lichen
  4. morel membentuk mikorhiza dengan akar tumbuhan
  5. ada juga yang hidup di permukaan sel mesofil daun, dimana fungi tersebut melindungi jaringan daun dari serangan serangga dengan cara mengeluarkan senyawa beracun 
Ciri-ciri Askomycota:
  1. menghasilkan spora seksual dalam aski (tunggal: askus) yang mirip kantung
  2. mengalami tahapan seksual dalam badan buah makroskopis (askokarpus)
  3. reproduksi aseksual dengan cara menghasilkan spora aseksual dalam jumlah sangat banyak, dan mudah tersebar oleh angin
  4. spora aseksual dihasilkan pada ujung hifa yang disebut konidia (berarti debu)

Anatomi Lichen

Divisi Zygomycota

Ahli mikologi memperkirakan ada sekitar 600 zigomisetes atau disebut juga fungi zigot (misetes berarti fungi). Adapun ciri-ciri zygomycetes antara lain:

Rhizopus sp.
  1. menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
  2. hifa tak bersekat yang memiliki banyak sel, septa hanya terdapat pada sel reproduksi
  3. dinding sel tersusun atas zat kitin
  4. tidak memiliki tubuh buah
  5. beberapa hifa berdiri tegak membentuk sporangiofor dimana ujungnya membentuk sporangium yang berbentuk bulat dan berwarna hitam apabila sudah tua. Dalam sporangium terdapat spora aseksual
  6. alat reproduksi seksual berupa zigosporangium yang berdinding tebal sehingga tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk
  7. apabila lingkungan baik, zigosporangium berkecambah menjadi suatu sporangium pendek yang menyebarkan spora (n) yang secara genetik beraneka ragam yang dapat berkecambah dan tumbuh menjadi miselia baru
Daur Hidup Zygomycota

Beberapa contoh spesies dari zygomycota antara lain Rhizopus sp., Mucor sp., dan Pilobolus sp.

Kamis, 06 Desember 2018

Divisi Khytridiomycota (Deuteromycota)

Salah satu penghubung antara fungi dengan protista dimungkinkan merupakan sekelompok organisme yang disebut Khitrid, yang sebagian besar merupakan organisme akuatik, beberapa bersifat saproba dan yang lainnya bersifat parasit di dalam protista, tumbuhan, dan invertebrata akuatik.

Khitrid dapat dikelompokkan ke dalam protista karena Khitrid membentuk spora berflagela tunggal yang disebut zoospora. Akan tetapi, apabila dilihat dari urutan protein dan asam nukleat, cara pengambilan makanan dengan absorbsi, dinding sel dari kitin, enzim utama dan jalur metabolisme yang kesemuanya menyerupai dengan fungi. Selain itu, sebagian besar Khitrid merupakan organisme multiseluler yang membentuk hifa senositik, meskipun ada juga yang bersifat uniseluler.


Rabu, 05 Desember 2018

Klasifikasi Jamur (Fungi)

Lebih dari dari 100.000 spesies fungi telah teridentifikasi, dan para ahli mikologi (ilmu yang mempelajari mengenai fungi) memperkirakan ada 1,5 juta spesies fungi di muka bumi. sedangkan ahli taksonomi mengelompokkan semua spesies fungi tersebut dalam satu kingdom Fungi.


gambar siklus hidup fungi


gambar filogeni fungi
Kingdom Fungi terbagi menjadi empat Divisi berdasarkan cara reproduksinya secara generatif (seksual), antara lain:
  1. Khitridiomikota (Deuteromycota), belum diketahui secara pasti cara reproduksi seksualnya
  2. Zygomycota, reproduksi seksual dengan menghasilkan zigospora
  3. Ascomycota, reproduksi seksual dengan menghasilkan askospora
  4. Basidiomycota, reproduksi seksual dengan menghasilkan basidiospora





Selasa, 04 Desember 2018

Ciri-Ciri Jamur (Fungi)

Dalam dunia biologi, jamur dikenal dengan istilah fungi. Ilmu yang mempelajari jamur adalah mikologi, yang berasal dari kata mykes (jamur) dan logos (ilmu)


ciri-ciri jamur:
1. organisme eukariota
2. bersifat heterotrof dengan menyerap zat organik dari lingkungan
3. tidak berklorofil
4. uniseluler dan multiseluler
5. tubuh tersusun atas benang-benang yang disebut hifa
6. dinding sel tersusun atas zat kitin
7. hidup secara saproba/ parasit/ simbiosis mutualisme
8. berkembang biak secara vegetatif dan generatif








Senin, 03 Desember 2018

Apa itu Jamur (Fungi)?

Penampakan mikroskopis jamur tempe, Rhizopus sp.

Mendengar kata jamur, fungi, atau kapang sering membuat kesan kurang menyenangkan, karena kata tersebut identik dengan organisme perusak makanan, pelapuk kayu, penyebab penyakit baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Akan tetapi, ekosistem di dunia ini akan musnah apabila jamur tidak ada, karena jamurlah yang menguraikan organisme mati, daun-daun yang gugur, feses, dan bahan organik lainnya menjadi unsur kimia yang lebih sederhana yang dapat diserap secara langsung untuk dimanfaatkan oleh organisme lain. Jamur melalui fungsi simbiotik juga membantu akar tumbuhan menyerap mineral dan air dari tanah. 


Dalam kesehariannya manusia juga telah berabad lamanya memanfaatkan jamur, baik dengan mengkonsumsinya (misalnya cendawan), pembuatan antibiotik dan obat-obatan, pengembang adonan, dan fermentasi bir dan anggur.

kemudian pertanyaannya, apakah sebenarnya jamur (fungi)?

jamur (fungi) merupakan eukariota, yang sebagian besar merupakan eukariota multiseluler. jamur adalah organisme unik yang pada umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara mendapatkan makanan, struktur organisasi, pertumbuhan, dan reproduksi.

Jamur mendapatkan makanan atau nutrisinya melalui penyerapan dari lingkungan tempatnya berada. Hal tersebut yang menyebabkan jamur pantas sebagai pengurai dan simbion.