Kamis, 31 Januari 2019

Pencemaran Lingkungan Hidup

Lingkungan menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Namun, berbagai aktivitas manusia menghasilkan limbah yang sebagian besar tidak dikelola dengan baik dan dibuang ke lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Terkadang limbah tersebut membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat. energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab pencemaran disebut polutan. Suatu lingkungan disebut tercemar apabila jumlah atau kadar polutan melebihi ambang batas sehingga menyebabkan menurunnya kualitas atau daya dukung lingkungan dan terganggunya kehidupan makhluk hidup.

Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu

  1. pencemaran udara
  2. pencemaran air
  3. pencemaran tanah
  4. pencemaran suara

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 29 Januari 2019

Keseimbangan dan Perubahan Lingkungan Hidup

Menurut UU No. 23 Tahun 1997, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup lainnya

Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya. Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang dinamis, yaitu keseimbangan yang dapat mengalami perubahan, tetapi perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen-komponennya dan tidak menghilangkan suatu komponen tertentu

Kriteria komponen dikatakan seimbang (equilibrium), antara lain:

  1. Terdapat pola-pola interaksi (arus energi, daur materi, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas) yang berlangsung secara proposional
  2. Lingkungan homeostatis, yaitu mampu mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan
  3. Pertumbuhan dan perkembangan organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya
  4. Memiliki daya dukung lingkungan, yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan lingkungan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Faktor penyebab perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Faktor alam
antara lain gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, dan kemarau panjang

b. Faktor manusia
antara lain pembakaran dan penebangan hutan, pembangunan industri dan pemukiman, penambangan secara liar, sistem pertanian monokultur, dan pencemaran lingkungan (misalnya, akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan)


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 28 Januari 2019

Suksesi

Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang berlangsung secara lambat dan teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu arah hingga terbentuk komunitas yang lebih kompleks. Proses suksesi akan berakhir setelah mencapai komunitas yang stabil (komunitas klimaks). Studi suksesi yang cukup lengkap yang dilakukan di Indonesia, yaitu di Pulau Krakatau, yaitu setelah terjadinya erupsi vulkanik pada tahun 1883, yang telah memusnahkan flora dan fauna yang terdapat di pulau tersebut dan mengurangi ukuran pulau hampir sepertiga dari ukuran semula. Suksesi juga dapat terjadi di perairan yang disebut hydrarch

Berdasarkan kondisi komunitas awal pada daerah yang mengalami suksesi, tipe suksesi dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain:

1. Suksesi Primer
adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas awal hilang total atau tidak ada lagi kehidupan.

Gangguan berat tersebut antara lain berupa letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, endapan lumpur di muara sungai, endapan pasir di pantai, dan meluapnya lumpur panas.

Substrat atau habitat baru yang terbentuk akibat gangguan berat tersebut, kemudian berangsur-angsur mengalami perkembangan ke arah terbentuknya komunitas baru yang lebih kompleks, hingga mencapai komunitas klimaks yang memiliki keseimbangan lingkungan  yang dinamis

2. Suksesi Sekunder
adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total.

Pada suksesi primer, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli. Sementara pada suksesi sekunder, vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitatnya sendiri dan sebagian lainnya berasal dari luar


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 27 Januari 2019

Dinamika Komunitas

Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang saling berinteraksi di dalam suatu ekosistem. Komunitas beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya saling berinteraksi sehingga menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan komunitas dapat terjadi secara siklis dan non siklis

Perubahan komunitas siklis terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya. Contohnya, perubahan komunitas selama musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim penghujan, jumlah serangga dan katak lebih banyak daripada saat musim kemarau

Perubahan komunitas nonsiklis adalah perubahan komunitas yang terjadi secara dratis dengan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen. Perubahan nonsiklis terkadang hanya dapat dilihat setelah beberapa tahun, atau bahkan hingga lebih dari satu abad. Perubahan nonsiklis berkaitan dengan nilai sejarah, misalnya evolusi, migrasi, dan punahnya beberapa spesies tertentu. Berikut akan diuraikan perubahan komunitas dalam ekosistem yang dikenal sebagai suksesi



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 24 Januari 2019

Daur Fosfor

Fosfor di alam berasal dari pelapukan batuan mineral (batuan fosfat) dan penguraian bahan organik (misalnya, kotoran ternak atau hewan laut) oleh dekomposer. Fosfor diserap oleh tumbuhan dalam bentuk fosfat anorganik (H2PO4)-, (HPO4)2-, dan (PO4)3-. Meskipun jumlah fosfor di alam sangat banyak, tetapi persediaannya untuk tumbuhan sangat terbatas karena sebagian besar terikat secara kimia oleh unsur lain dan sukar larut di dalam air. Itulah alasan para petani memberikan pupuk fosfat untuk tanaman pertaniannya. Pupuk fosfat dibuat dari bahan baku berupa batu-batuan fosfat yang tersedia di alam

Fosfor di dalam tubuh makhluk hidup berfungsi untuk menyimpan dan memindahkan energi (dalam bentuk ATP), membentuk asam nukleat, dan membantu proses respirasi maupun asimilasi. Melalui rantai makanan, fosfor dari tumbuhan masuk ke dalam tubuh hewan. Abila tumbuhan dan hewan mati, fosfat organik dari tubuh organisme tersebut akan diurai oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air dapat mengalami pengendapan (sedimentasi) di laut sebagai batu karang atau fosil. Batu karang atau fosil dapat terkikis kembali membentuk fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau diambil melalui kegiatan penambangan






Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 23 Januari 2019

Daur Air

Daur air berbeda dengan daur biogeokimia lain karena sebagian besar aliran air terjadi bukan karena proses kimia, melainkan proses fisik. Air mempertahankan bentuknya sebagai H2O, kecuali terjadi perubahan kimia dalam proses fotosintesis. Sumber air di alam, yaitu lautan, danau, rawa, waduk, dan sungai. Di dalam tubuh makhluk hidup, air berperan sebagai pelarut, berfungsi mentranspor zat makanan dan zat sisa metabolisme, mengatur tekanan osmotik sel, mengatur suhu tubuh, dan media berbagai reaksi kimia di dalam tubuh

Saat terkena cahaya matahari, seluruh permukaan bumi yang mengandung air akan mengalami penguapan (evaporasi), sementara makhluk hidup mengalami transpirasi (pengeluaran uap air melalui stomata). Uap air akan naik ke lapisan atmosfer membentuk awan. Awan kemudian berpindah karena adanya perbedaan suhu udara atau terbawa oleh angin. Saat terpapar udara dingin, awan akan mengalami kondensasi menjadi tetes-tetes air dan akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi)

Air hujan akan masuk ke dalam tanah secara vertikal melalui infiltrasi. Infiltrasi air hujan pada daerah yang bervegetasi (ditumbuhi tumbuhan) lebih besar jika dibandingkan dengan daerah yang tidak bervegetasi karena vegetasi menghasilkan serasah (tumpukan dedaunan kering) yang dapat meningkatkan porositas tanah. Setelah terjadi infiltrasi, air akan terus bergerak ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi; disebut peristiwa perkolasi. Sebagian air tanah diserap oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Air tanah dalam bentuk mata air, sumur, danau, dan sungai dimanfaatkan oleh hewan maupun manusia untuk menunjang kehidupan. Air sungai akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, dan akhirnya menuju ke laut. Di lautan, laju evaporasi lebih tinggi daripada presipitasi. Sebaliknya di daratan, laju presipitasi lebih tinggi daripada evaporasi dan transpirasi



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 21 Januari 2019

Daur Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan, yaitu sebagai komponen pembentuk protein atau komponen penyusun asam nukleat (DNA dan RNA). Sumber utama nitrogen adalah N2 di atmosfer. Namun, sebagian besar organisme baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat memanfaatkan N2 bebas di udara. Tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3)-. Pengikatan (fiksasi) N2 di udara menjadi NO3- dapat terjadi secara biologi dan elektrokimia. Pengikatan N2 secara biologi dilakukan oleh bakteri dan ganggang hijau-biru. Bakteri bebas (non-simbiotik) yang dapat mengikat N2 antara lain Azetobacter. Bakteri simbiotik yang mampu mengikat N2, antara lain Rhizobium leguminosarum yang bersimbiosis dengan bintil akar tumbuhan polong-polongan. Ganggang hijau-biru yang dapat mengikat N2, antara lain Nostoc dan Anabaena

Nitrat (NO3)- yang telah diserap oleh akar tumbuhan disintesis menjadi bahan protein di dalam tubuh tumbuhan (protein nabati). Protein nabati dirubah oleh herbivora menjadi protein hewani. Jika tumbuhan dan hewan mati, protein nabati dan hewani, serta kotorannya diurai menjadi amonia (NH3) dan asam amino oleh jamur pelapuk dan bakteri. Penguraian protein menjadi asam amino dan amonia disebut amonifikasi. Bakteri yang melakukan amonifikasi, antara lain Bacillus subtilis dan Bacillus mesentericus. Amonia kemudian diubah menjadi nitrit (NO2)- oleh bakteri nitrit (Nitrosococcus dan Nitrosomonas). Nitrit (NO2)- diubah menjadi nitrat (NO3)- oleh bakteri nitrat (Nitrobakter). Selain diserap oleh akar tumbuhan, nitrat juga mengalami denitrifikasi oleh bakteri dan sebagian menumpuk dalam bentuk endapan. Denitrifikasi adalah pengubahan nitrat menjadi gas nitrogen (N2) yang akan dibebaskan kembali ke udara. Bakteri yang berperan dalam denitrifikasi, antara lain Pseudomonas denitrificans dan Micrococcus.

Pengikatan nitrogen di udara secara elektrokimia memerlukan energi dari halilintar. Dengan energi dari halilintar, nitrogen berikatan dengan oksigen menghasilkan nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida kemudian bereaksi dengan air membentuk nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan, mengalami denitrifikasi, atau menumpuk pada endapan

Gambar. Daur Nitrogen





Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 20 Januari 2019

Daur Belerang (Sulfur)

Belerang (sulfur) terdapat di atmosfer dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari aktivitas vulkanik (misalnya, gunung berapi), pembakaran bahan bakar fosil, asap kendaraan bermotor, dan asap pabrik. Belerang jugaterdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S) yang dilepas dari proses pembusukan bahan organik di dalam tanah dan air yang dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Organisme pengurai yang merombak bahan organik (protein) dan melepaskan H2S, antara lain jamur Aspergillus dan Neurospora serta bakteri Escherichia. H2S selanjutnya mengalami oksidasi di atmosfer membentuk sulfat (SO4). Gas sulfat bersama-sama dengan presipitasi (curah hujan) masuk ke dalam tanah. Jika kandungan gas sulfat di udara terlalu tinggi, presipitasi yang dihasilkan akan sangat asam, dikenal sebagai hujan asam

H2S di dalam tanah juga dapat mengalami oksidasi dan menghasilkan elemen sulfur (S). Sulfur kemudian teroksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Thiobacillus denitrificans dan Thiobacillus thiooxidans.


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Daur Karbon

Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk senyawa karbon anorganik, yaitu karbondioksida (CO2). Senyawa anorganik CO2, baik di darat maupun di air, akan diubah oleh produsen menjadi senyawa karbon organik melalui proses fotosintesis, disertai penyimpanan energi yang berasal dari radiasi cahaya matahari. Energi yang tersimpan di dalam tubuh produsen bersama dengan senyawa karbon organik disebut energi biokimia. Sebagian senyawa karbon organik di dalam tubuh produsen dimanfaatkan untuk aktivitas fisiologi produsen itu sendiri melalui proses respirasi, dan sebagiannya lagi ditransfer ke konsumen (hewan dan manusia) melalui rantai makanan. Respirasi (pernapasan) yang dilakukan oleh produsen dan konsumen akan membebaskan CO2 ke udara

Jika produsen dan konsumen mati, senyawa karbon organik di dalam tubuhnya akan diurai oleh organisme pengurai (bakteri dan jamur) yang akan membebaskan CO2 ke udara atau ke dalam air. Sebagian bahan organik di dalam tubuh organisme ada yang sulit diuraikan (perlu waktu yang lama) dan ada yang berubah menjadi batu kapur (CaCO3), arang, dan minyak bumi (bahan bakar fosil). Pembakaran bahan bakar fosil akan membebaskan CO2 kembali ke udara

Di dalam air, CO2 terlarut akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3). H2CO3 kemudian akan bereaksi dengan batu kapur (CaCO3), yang berlimpah di perairan terutama lautan, untuk membentuk ion bikarbonat (HCO3)- dan karbonat (CO3)2-. Ion bikarbonat merupakan sumber CO2 bagi organisme perairan. Organisme Mollusca bercangkang membuat bahan cangkang kalsium karbonat (CaCO3) dengan memanfaatkan kalsium dan CO2 yang terlarut dalam air. Jika hewan tersebut mati, cangkang akan hancur dan membebaskan CO2 ke udara

Gambar. Daur Karbon



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jumat, 18 Januari 2019

Daur Biogeokimia

Daur biogeokimia adalah peredaran unsur-unsur kimia dari lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Proses tersebut terjadi secara berulang-ulang dan tak terbatas. Jika suatu organisme mati, bahan organik yang terdapat di dalam tubuh organisme tersebut akan dirombak menjadi zat anorganik dan dikembalikan ke lingkungan. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dapat berbentuk padat (berupa garam-garam mineral), cair, atau gas. Unsur-unsur kimia tersebut dapat disintesis oleh tumbuhan menjadi berbagai senyawa organik, misalnya karbohidrat, protein, lemak, enzim, nukleoprotein, asam deoksiribonukleat (DNA), dan asam ribonukleat (RNA)

Daur biogeokimia dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu:

  • daur gas; meliputi daur karbon dan daur nitrogen
  • daur cair; meliputi daur air
  • daur padat (sedimen); meliputi daur fosfor dan belerang


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 17 Januari 2019

Produktivitas

Produktivitas adalah hasil aktivitas metabolisme organisme berupa pertumbuhan, penambahan, dan penimbunan biomassa dalam periode waktu tertentu.

Produktivitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  1. Produktivitas primer; adalah kecepatan pengubahan energi radiasi matahari melalui aktivitas fotosintesis dan kemosintesis oleh produsen menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik
  2. Produktivitas sekunder; adalah kecepatan penyimpanan energi oleh organisme tingkat konsumen. Organisme tingkat konsumen (heterotrof) mengambil bahan organik dari organisme autotrof dan mengasimilasinya ke dalam jaringan tubuhnya. Peningkatan biomassa pada heterotrof merupakan laju asimilasi

Produktivitas primer dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Produktivitas primer bersih; adalah produktivitas primer kotor dikurangi respirasi
  2. Produktivitas primer kotor; adalah jumlah total materi organik atau karbon organik yang dihasilkan dalam proses fotosintesis

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 16 Januari 2019

Piramida Ekologi

Piramida Ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau tingkat energi) secara berurutan menurut rantai makanan atau jaring-jaring makanan dalam ekosistem. Piramida ekologi ini berfungsi menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik yang satu dengan tingkatan trofik lainnya pada suatu ekosistem.

Piramida ekologi dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:

A. Piramida Jumlah
adalah piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada tiap tingkatan trofik. Piramida jumlah disusun berdasarkan pada jumlah organismenya, bukan pada ukuran tubuh organismenya. Jika digambarkan dalam bentuk diagram, piramida jumlah berbentuk segitiga tegak

B. Piramida Biomassa
adalah piramida yang menggambarkan berat atau massa kering total organisme hidup dari masing-masing tingkat trofiknya pada suatu ekosistem dalam kurun waktu tertentu. Piramida biomassa didasarkan pada pengukuran berat atau massa individu per meter persegi pada setiap tingkatan trofik yang dinyatakan dalam gram/m2

Cara mengukur biomassa, yaitu dengan mengukur rat-rata berat organisme di setiap tingkat trofik, kemudian jumlah organisme di setiap tingkat trofik diperkirakan. Untuk menghindari kerusakan habitat, biasanya sampel yang diambil hanya sedikit, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Melalui cara pengukuran seperti ini, akan didapatkan informasi yang lebih akurat tentang kondisi ekosistem

Pada umumnya, massa rata-rata produsen lebih besar daripada massa rata-rata konsumen, dan bentuk piramidanya menyempit secara tajam dari produsen (di bagian dasar trofik) hingga ke karnivor (tingkat teratas trofik). Namun, pada ekosistem akuatik, bentuk piramida biomassa justru terbalik karena biomassa konsumen lebih besar dari produsen

C. Piramida Energi
adalah piramida yang menggambarkan terjadinya penurunan energi pada tiap tahap tingkatan trofik. Jumlah total energi pada setiap tingkatan trofik ke arah puncak piramida semakin kecil. Secara umum, konsumen hanya mampu memanfaatkan 10% energi yang diperoleh dari oragnisme yang berada pada tingkat trofik di bawahnya karena sebagian besar energi terbuang sebagai panas. Bentuk piramida energi selalu segitiga tegak

Kelebihan piramida energi dibandingkan yang lainnya, yaitu:

  • tidak dipengaruhi oleh ukuran organisme dan kecepatan metabolisme organisme
  • menunjukkan efisiensi ekologi atau produktivitas ekosistem
  • memberikan gambaran berkaitan dengan sifat fungsional komunitas suatu ekosistem

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 15 Januari 2019

Aliran Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sifat energi di ekosistem sesuai dengan hukum termodinamika.

Menurut hukum termodinamika,
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain
Dalam sistem ekologi, suatu organisme merupakan komponen pengubah energi. Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan


A. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer) energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya melalui peristiwa makan dan dimakan. Semakin pendek rantai makanan, semakin besar energi yang dapat disimpan oleh organisme di ujung rantai makanan

Berdasarkan tipe organisme (produsen) yang menjadi tingkatan trofik pertama, terdapat dua jenis rantai makanan, yaitu:

  1. rantai makanan perumput; merupakan rantai makanan yang dimulai dari organisme produsen (tumbuhan hijau). contohnya: padi ---> belalang ---> katak ---> ular
  2. rantai makanan detritus; merupakan rantai makanan yang dimulai dari detritus (serpihan organisme yang telah mati). contohnya: serpihan daun (sampah) ---> cacing tanah ---> itik ---> manusia

B. Jaring-Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dan kompleks. Di dalam suatu ekosistem, sebuah rantai makanan saling berkaitan dengan rantai makanan lainnya. Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat kestabilan suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan ekosistem, suatu rantai makanan tidak boleh terpututs akibat musnahnya salah satu atau beberapa organisme


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 14 Januari 2019

Interaksi Antarkomponen Ekosistem

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara satu komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dan antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Bentuk interaksi antarkomponen biotik dapat terjadi antarspesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik mengakibatkan adanya aliran energi dan daur biogeokimia

Interaksi Antarspesies
Terdapat beberapa tipe interaksi antarspesies, yaitu:
  1. Netralisme; adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Disini tidak ada yang diuntungkan maupun yang dirugikan. Netralisasi terjadi antara spesies yang memiliki kebutuhan yang berbeda. Contohnya sapi dengan kucing
  2. Kompetisi (persaingan); adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang saling menghalangi. Hal ini terjadi karena masing-masing spesies memiliki kebutuhan yang sama. Persaingan dapat terjadi pada organisme yang memiliki niche (relung) yang sama. Niche suatu organisme adalah posisi suatu organisme dalam ekosistem dan peranan fungsionalnya. Semakin besar kesamaan niche dari organisme yang hidup bersama dalam suatu habitat, semakin intensif persaiangannya
  3. Komensalisme; merupakan interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak untung, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi atau tidak dirugikan. Contohnya tumbuhan paku dan anggrek yang hidup menempel pada tumbuhan lain
  4. Amensalisme; adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi atau tidak berakibat apa-apa (tidak rugi dan tidak untung). Contohnya fenomena alelopati. Alelopati merupakan fenomena ketika suatu organisme menghasilkan zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan reproduksi organisme lain di sekitarnya
  5. Parasitisme; adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak (parasit) yang lain beruntung. Parasit memperoleh makanan dari tubuh inang (organisme yang disinggahi)
  6. Predasi (pemangsaan); merupakan interaksi makan dan memakan antarorganisme. Contohnya ular yang menjadi predator tikus
  7. Protokooperasi; yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing-masing pihak memperoleh keuntungan, tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan. Contohnya kerbau dengan burung jalak
  8. Mutualisme; yaitu interaksi antara dua spesies atau lebih yang masing-masing pihak memperoleh keuntungan dan saling membutuhkan sehingga asosiasi tersebut merupakan suatu keharusan. Contohnya liken yang merupakan mutualisme antara jamur dengan Cyanobacteria

Kompetisi (persaingan) dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. kompetisi intraspesifik; yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau individu-individu dari spesies yang sama. Contohnya sesama kambing jantan berkelahi memperebutkan kambing betina
  2. kompetisi interspesifik; yaitu persaingan yang terjadi antara organisme atau individu yang berbeda spesies. Contohnya tanaman jantung dan rumput yang sama-sama tumbuh di ladang

Berdasarkan letaknya, parasit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. parasit internal (endoparasit), contohnya Trichomonas vaginalis yang hidup disaluran kelamin wanita
  2. parasit eksternal (ektoparasit), contohnya tumbuhan tali putri (Cuscuta sp.)yang hidup menumpang pada tanaman lain


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Minggu, 13 Januari 2019

EKOSISTEM

Kita tidak hidup sendiri. Kita dikelilingi oleh makhluk hidup lainnya. Contohnya manusia, kehidupan kita dikelilingi oleh manusia yang lainnya.

Sabtu, 12 Januari 2019

Mammalia (Hewan Menyusui)

Mammalia (Latin, mammae: susu) meliputi hewan yang memiliki kelenjar susu pada betinanya, sedangkan pada individu jantan, kelenjar susu mengalami reduksi (menyusut)

Ciri-Ciri Umum:

  1. Tubuh terdiri atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor. Anggota gerak depan dan belakang memiliki jari-jari. Anggota gerak depan termodifikasi untuk fungsi berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang. Pada jari, terdapat kuku atau cakar
  2. Mammalia terdapat kelenjar susu (glandula mammae) di dada, perut, atau di ketiak anggota badan. Kelenjar susu pada individu betina dapat mengeluarkan air susu setelah kelahiran anak. Kelenjar susu pada kelompok Marsupialia (Mammalia berkantong) dan hewan Placentalia (hewan yang memberi makan janin melalui plasenta) memiliki puting, sedangkan Monotremata (Mammalia bertelur) tidak memiliki puting. Kelenjar susu pada Mammalia jantan menyusut dan tidak menghasilkan air susu
  3. Mammalia memiliki rambut, sedikitnya dalam satu fase siklus hidupnya. Setiap helai rambut tumbuh di dalam kantong yang mengeluarkan minyak pada kulit. Kantong-kantong rambut terletak pada posisi miring sehingga rambut memiliki arah tertentu. Rambut dapat berdiri karena otot-otot di dalam kulit
  4. Mammalia bersifat homoioterm (berdarah panas). Tubuh dipertahankan pada suhu 36oC. Beberapa spesies melakukan hibernasi, yaitu tidak aktif atau tidur selama musim dingin. Pada saat udara panas, kelebihan panas tubuh dibuang melalui keringat
  5. Ruas tulang belakang leher pada Mammalia berjumlah tujuh buah
  6. Mammalia memiliki sekat yang membatasi rongga dada dengan rongga perut yang disebut diafragma
  7. Sistem pencernaan Mammalia lengkap, mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar (kolon), dan anus. Rahang bawah pada mulut dibentuk oleh satu tulang tunggal. Pada pinggir rahang, terdapat gigi. Pada umumnya, terdapat empat tipe gigi, yaitu gigi seri (incicivus), gigi taring (caninus), gigi geraham depan (premolar), dan gigi geraham belakang (molar). Mammalia hanya berganti gigi satu kali. Mammalia memiliki secum (usus buntu) pada pertemuan usus halus dengan kolon. Pada secum, terdapat umbai cacing (apendiks vermiformis). Mammalia memiliki hati, empedu, dan pankreas

Jumat, 11 Januari 2019

Aves (Burung)

Aves merupakan Vertebrata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Aves meliputi burung, ayam, angsa, dan bebek (itik)

Ciri-Ciri Umum

  1. Ukuran tubuh bervariasi. Tubuh terbagi atas kepala, leher, badan, dan ekor
  2. Mulut berparuh yang tersusun atas zat tanduk, tidak memiliki gigi, dan lidah tidak dapat dijulurkan. Bentuk paruh bervariasi disesuaikan dengan jenis makanannya
  3. Mata berkembang baik, memiliki kelopak mata, membran niktitans, dan kelenjar air mata. Telinga tidak berdaun telinga dan terdapat sebuah osikula auditori pada telinga tengah. Aves memiliki sepasang lubang hidung
  4. Aves memiliki sepasang kaki untuk berjalan, bertengger, berenang, mencakar-cakar tanah, memegang makanan, atau untuk menangkap dan mencengkeram mangsa. Jari kaki berjumlah dua, tiga, atau empat. Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun atas zat tanduk yang sangat keras
  5. Aves memiliki sayap untuk terbang
  6. Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah diantara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan sepasang di perut.
  7. Aves memiliki alat suara siring yang terdapat di percabangan trakea
  8. Sistem pencernaan Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal berdinding tebal (lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat kelenjar ludah. Diantara usus halus dan usus besar terdapat sepasang usus buntu (sekum). Aves memiliki pankreas, hati, dan empedu
  9. Aves bersifat homoioterm karea mempertahankan suhu tubuhnya dengan bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas). Suhu tubuh berkisar antara 40,5-42oC
  10. aves memiliki peredaran darah tertutup ganda, yang berati dalam satu kali peredaran darah ke seluruh tubuh, darah melewati jantung dua kali
  11. Alat eksresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung kemih
  12. Sistem saraf berupa otak dengan serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf kranial
  13. Aves bersifat ovipar dan fertilisasi 

Reptilia

Reptilia (Latin, repto: melata) meliputi hewan kadal, tokek, cicak, buaya, ular, penyu, atau kura-kura. Reptilia hidup di darat, perairan tawar, rawa-rawa, dan laut, tetapi Reptilia cenderung beradaptasi dengan kehidupan di darat.

Ciri-Ciri Umum:

  1. Ukuran tubuh bervariasi. 
  2. Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tengkorak memiliki satu tonjolan di bagian belakang. Memiliki dua pasang kaki berjari lima, kecuali pada ular
  3. Kulit tubuh kering dan tertutup oleh sisik atau lempeng epidermal. Sisik mengandung protein keratin yang menjadikan kulit menjadi kedap air dan membantu mencegah dehidrasi pada udara kering. Reptilia mengalami pergantian kulit (molting), yaitu kulit luar secara periodik akan terlepas, kecuali pada buaya dan kura-kura
  4. Memiliki kelenjar bau di dekat kloaka. Pada kura-kura, kelenjar bau terdapat di antara karapaks (perisai dorsal) dan plastron (perisai ventral)
  5. Reptilia bernapas dengan paru-paru. Pada kura-kura, pertukaran gas juga terjadi di bagian permukaan kloakanya yang lembab
  6. Reptilia merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin). Reptilia mengontrol suhu tubuhnya bukan dengan metabolisme tubuh, melainkan dengan adaptasi tingkah laku
  7. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat gigi dan lidah. Lidah kura-kura dan buaya tidak dapat dijulurkan, sedangkan lidah pada ular dan kadal dapat dijulurkan. Kloaka berbentuk celah melintang, membujur, atau membulat. Kloaka merupakan liang bersama dari tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran urine, dan saluran reproduksi. Reptilia memiliki hati dan pankreas
  8. Reptilia memiliki peredaran darah tertutup ganda. Jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel), tetapi sekat antara kedua bilik belum sempurna. Pada buaya terdapat lubang pada sekat yang disebut foramen panizzae
  9. Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berbentuk pipih, memiliki kandung kemih, tetapi urine dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja. Hasil ekskresi berupa asam urat yang berwarna putih berbentuk pasta (bubur) dan kelebihan air diserap kembali oleh bagian tabung ginjal.
  10. Alat indra berupa mata, telinga, dan hidung. Mata memiliki kelenjar air mata untuk menjaga mata selalu basah. Kemampuan melihat tajam terdapat pada ular, iguana, kadal, bunglon, dan tokek. Kadal dan kura-kura air mampumem bedakan warna. 
  11. Lubang telinga pada beberapa Reptilia ada yang tertutup kulit. Pada telinga bagian tengah, terdapat osikula auditori (tulang pendengaran). Tokek yang aktif pada malam hari memiliki pendengaran yang cukup baik. Lubang hidung berfungsi untuk memasukkan udara. Terdapat organ pembau (olfaktori) pada rongga hidung
  12. Sistem saraf berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial
  13. Alat kelamin pada Reptilia terpisah. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh betina. Pada umumnya, Reptilia bersifat ovipar (bertelur), tetapi ada yang ovovivipar, misalnya kadal.
  14. Alat kelamin jantan (hemipenis) pada ular dan kadal tersimpan di dasar ekor dan dapat menyembul keluar. Pada ular, di atas hemipenisnya terdapat duri-duri yang mengembang besar agar tidak mudah terlepas dari kloaka betina saat terjadi perkawinan
  15. Reptilia menghasilkan telur amniotik (embrio dilindungi oleh membran amnion) bercangkang yang tersusun atas zat kapur
  16. Reptilia cenderung berumur panjang. Penyu atau kura-kura mampu hidup sekitar 20-100 tahun. Buaya dan ular besar mampu hidup sekitar 25-40 tahun. Ular kecil berumur sekitar 20 tahun

Klasifikasi
Terdapat sekitar 6500 spesies Reptilia yang teridentifikasi yang dikelompokkan ke dalam ordo:
  1. Rhynchocephalia (Reptilia primitif)
  2. Chelonia (Testudinata, bangsa kura-kura)
  3. Squamata (bangsa kadal dan ular)
  4. Crocodilia (Loricata, bangsa aligator dan buaya)

Peranan
  • Bahan pangan, misalnya daging atau telur dari ular dan penyu
  • Obat-obatan, misalnya minyak dan bisa ular yang sering digunakan sebagai bahan obat
  • Bahan kosmetika, misalnya minyak bulus (sejenis kura-kura) yang dipercaya dapat menghaluskan kulit
  • Sebagai predator alamiah, yaitu pemangsa serangga, dan tikus

Referensi
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 09 Januari 2019

Amphibia

Amphibia (Yunani, amphi: kedua, bios: hidup) meliputi katak, salamander, dan caecilian (Amphibia tidak berkaki). Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup di darat dan di air tawar, tetapi tidak hidup di air laut.


Ciri-Ciri Umum:

  1. Tubuh memiliki bagian kepala dan badan, misalnya pada katak, atau kepala, badan, ekor, misalnya pada salamander
  2. Kulit lunak, berkelenjar, dan selalu basah
  3. Kulit tidak bersisik, kecuali pada salamander
  4. Diantara kulit dan jaringan otot di bawahnya terdapat rongga berisi cairan limfa. Pada bangkong yang berwarna cerah, kulitnya menghasilkan cairan beracun bagi hewan lainnya
  5. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan, melompat, dan berenang
  6. Pada katak, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan
  7. Rangka kaki depan terdiri atas humerus, radio-ulna, karpal, metakarpal, dan falang (tulang jari-jari)
  8. Rangka kaki belakang terdiri atas femur, tibio-fibula, tarsal, metatarsal, dan falang.
  9. Kaki depan memiliki empat jari, sedangkan kaki belakang memiliki lima jari, dan diantara jari-jarinya terdapat selaput renang
  10. Alat pernapasan berupa insang, kulit, dan paru-paru. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru yang berupa kantong-kantong dengan dinding yang memiliki banyak ruangan
  11. Merupakan hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin)
  12. Jantung terdiri atas tiga ruangan, yaitu satu ventrikel dan dua atrium. Peredaran darah tertutup ganda, yang berarti darah dua kali melewati jantung dalam satu kali peredaran
  13. Memiliki sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan rektum yang langsung bersatu dengan kloaka
  14. Pada katak, mulut sangan lebar dan memiliki gigi-gigi kecil di sepanjang rahang atas. Pada langit-langit mulut, terdapat gigi vormer
  15. Lidah bercabang dua pada bagiang ujungnya dan permukaannya mengandung zat perekat untuk menangkap serangga. Amphibia memiliki hati, kantong empedu, dan pankreas
  16. Sistem ekskresi berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih (saluran Wolff atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke kloaka. Kandung kemih berada di sebelah sisi ventral kloaka
  17. Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf berupa otak yang terbagi menjadi lima bagian dan 10 saraf kranial.
  18. Sistem endokrin berupa kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, pulau-pulau Langerhans dalam pankreas, dan gonad. Kelenjar pituitari menghasilkan hormon perangsang pertumbuhan, perangsang metamorfosis, perangsang gonad, pengendali perluasan sel-sel pigmen (yang menyebabkan warna kulit menjadi lebih gelap), dan pengatur keseimbangan air dan kontraksi otot
  19. Sistem indra terdiri atas mata, lubang hidung, dan telinga. Mata dilindungi oleh membran niktitans (selaput tidur)
  20. Memiliki alat kelamin terpisah dan bersifat ovipar, ovovivipar, dan vivipar
  21. Telur tidak bercangkang, tetapi terbungkus oleh gelatin dan akan kehilangan air jika terpapar udara kering. 

Klasifikasi
Terdapat sekitar 4000 spesies, yang terbagi menjadi tiga ordo, yaitu:
  1. Apoda (Gymnophiona)
  2. Urodela (Caudata)
  3. Anura (Salientia)

Peranan
  • Katak diambil daging dan telurnya untuk dimakan
  • Kulit katak dapat diberi samak, untuk dibuat jaket atau barang kerajinan lainnya
  • Katak berfungsi sebagai pemberantas nyamuk secara biologi dan sebagai pengendali serangga hama pertanian
  • Katak dapat digunakan untuk tes kehamilan (misalnya: Bufo melanostictus) karena menghasilkan hormon perangsang gonad yang memiliki efek sama dengan hormon perangsang gonad yang terdapat dalam urine wanita hamil
  • Racun bufotalin dan bufotenin yang dihasilkan oleh kodok Bufo marinus dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung
  • Orang Indian menggunakan racun katak untuk racun panah

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 08 Januari 2019

Pisces (Ikan)

Pisces merupakan vertebrata akuatik (hidup di air) yang memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

  1. tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor
  2. tubuh ditutupi oleh kulit yang pada umumnya bersisik dan berlendir
  3. terdapat empat tipe sisik, yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid
  4. pisces memiliki sirip untuk berenang
  5. endoskeleton tersusun dari tulang rawan atau tulang keras
  6. bernapas dengan insang
  7. insang ditutupi oleh operculum (tutup insang)
  8. insang ada yang mengalami perluasan yang disebut labirin, contohnya pada ikan Trichogaster sp., Helostoma sp., Anabas sp., dan Osphronemus goramy (gurami)
  9. memiliki organ tambahan berupa gelembung renang yang berfungsi membantu pernapasan dan sebagai alat hidrostatis
  10. bersifat poikiloterm (berdarah dingin/suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan)
  11. sistem peredaran darah tertutup tunggal, yaitu dalam satu kali peredaran, darah hanya satu kali melalui jantung
  12. jantung terdiri atas dua ruangan, yaitu satu ventrikel dan satu atrium
  13. sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus
  14. alat ekskresi berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron
  15. sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem hormon
  16. memiliki alat indra berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra pembau, dan gurat sisi
  17. gurat sisi terdapat di sepanjang tubuhnya dan berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air
  18. alat kelamin terpisah atau hermafrodit
  19. fertilisasi eksternal (di luar tubuh) atau internal (di dalam tubuh)
  20. bersifat ovipar, ovovivipar, dan vivipar

Klasifikasi Pisces
  1. Agnatha (Cyclostomata); merupakan kelompok ikan tidak berahang
  2. Chondrichthyes; kelompok ikan bertulang rawan
  3. Osteichthyes; kelompok ikan bertulang sejati/keras

Peranan Pisces
  • daging ikan merupakan sumber protein tinggi dan mengandung asam lemak tidak jenuh
  • kulit ikan tertentu dapat disamak untuk dibuat tas, dompet, sepatu, dan jaket
  • tulang ikan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan lem
  • sisa-sisa ikan dibuat tepung untuk campuran makanan ternak atau dibuat pupuk tanaman
  • dipelihara sebagai ikan hias di akuarium
  • pemberantas nyamuk secara biologi, sehingga dapat mencegah terjadinya wabah penyakit demam berdarah dan malaria
  • beberapa jenis ikan yang ganas dapat menyerang dan membahayakan manusia terutama bagi perenang, misalnya hiu, piranha, ikan macan di Afrika, salem-karper, dan ikan kumis dari Amerika Selatan

Referensi
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Senin, 07 Januari 2019

Vertebrata

Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

  1. sebagian atau seluruh notokorda digantikan oleh ruas-ruas tulang belakang (columna vertebralis)
  2. memiliki tengkorak atau cranium yang berisi otak
  3. memiliki endoskeleton (kerangka dalam) yang tersusun dari tulang keras maupun tulang rawan
  4. bertubuh kecil hingga besar dengan bentuk tubuh simetris bilateral
  5. memiliki anggota badan yang berfungsi sebagai alat gerak, misalnya sirip, ekor, kaki, atau tangan yang tersusun dari otot dan tulang
  6. memiliki dua pasang rahang, kecuali pada Agnatha (Cyclostomata)
  7. sistem peredaran darah tertutup, yaitu darah mengalir di dalam pembuluh darah. jantung terdiri atas ruangan-ruangan berupa bilik (ventrikel) dan serambi (atrium). darah mengandung pigmen hemoglobin yang terdapat pada sel-sel darah merah (eritrosit)
  8. sistem pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus)
  9. alat pernapasan berupa insang atau paru-paru. pada vertebrata tingkat tinggi, celah insang hanya terdapat pada fase embrio
  10. memiliki sepasang ginjal sebagai alat ekskresi
  11. memiliki alat indra berupa sepasang mata dan sepasang telinga
  12. alat kelamin terpisah atau hermafrodit; fertilisasi eksternal atau internal; bersifat ovipar (bertelur), ovovivipar (embrio berkembang didalam telur, tetapi telur menetas di dalam tubuh induk betina), atau vivipar (melahirkan anak)

Klasifikasi Vertebrata:
Subfilum Vertebrata dibagi menjadi dua superkelas:
  1. Pisces, berupa ikan dengan sirip yang berpasangan
  2. Tetrapoda, yang memiliki kaki berpasangan
Superkelas Pisces terbagi menjadi kelas:
  1. Agnatha
  2. Chondrichthyes
  3. Osteichthyes
Superkelas Tetrapoda terbagi menjadi kelas:
  1. Amphibia
  2. Reptilia
  3. Aves
  4. Mammalia

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Minggu, 06 Januari 2019

Cephalochordata

Cephalochordata dikenal sebagai lancelet, contohnya Amphioxus atau Branchiostoma, Asymmetron, dan Epigonichthys.

Habitat:
Lancelet hidup sebagai bentos di dalam pasir pantai yang dangkal dan hanya kepalanya yang tersembul di atas permukaan pasir

Ciri-Ciri Tubuh:

  • Tubuh lancelet berbentuk mirip ikan kecil dengan panjang 4-8 cm
  • pipih secara lateral
  • kedua ujungnya runcing
  • bentuk kepalanya tidak jelas
  • mulut dilengkapi oleh sirus oral yang berfungsi sebagai saringan
  • Dinding tubuhnya berwarna merah muda dan transparan sehingga organ dalamnya tampak jelas
  • Tubuh dilapisi oleh epidermis tanpa kutikula atau tunik
  • Tubuh lancelet tersusun oleh sekitar 50-75 ruas-ruas otot renang berbentuk huruf V yang disebut miomer
  • Antara miomer yang satu dengan yang lain, dibatasi oleh miosepta
Menurut kajian evolusi, Cephalochordata merupakan penghubung antara Invertebrata dengan Vertebrata.



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sabtu, 05 Januari 2019

Urochordata

Urochordata disebut juga Tunicata. Pada umumnya, Urochordata berbentuk kantong kecil, hidup di laut, menempel (sesil) pada batuan, galangan kapal, atau sampan. Beberapa jenis ada yang hidup berkoloni atau sebagai plankton. Terdapat sekitar 1.300 spesies Urochordata, yang terbagi menjadi tiga kelas, antara lain

  1. Ascidiacea
  2. Thaliacea
  3. Larvacea (Appendicularia)

Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jumat, 04 Januari 2019

Chordata


Chordata diberi nama berdasarkan adanya struktur notokorda yang ditemukan pada saat embrio. Hewan Chordata memiliki empat ciri khas pada waktu tertentu dalam daur hidupnya, yaitu:
  1.  Notokorda
  2. Tali saraf dorsal berlubang
  3. Celah faring
  4. Ekor pasca-anus yang berotot

Terkadang ciri khas tersebut hanya ditemukan pada masa embrionik


Filum Chordata terdiri atas tiga subfilum, yaitu:
  1. Urochordata
  2. Cephalochordate
  3. Vertebrata

Urochordata dan Cephalochordata tidak bertulang belakang (Chordata invertebrate) atau disebut juga Acrania (tidak bertengkorak), sedangkan kelompok Vertebrata termasuk kelompok Craniata (hewan yang memiliki tengkorak)



Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamis, 03 Januari 2019

Echinodermata

Echinodermata (Yunani, echino: landak, derma: kulit) adalah kelompok hewan berkulit duri, triploblastik, dan selomata

Cara Hidup dan Habitat
  • hidup di pantai hingga dasar laut dengan kedalaman 6000 m
  • hidup bebas atau bersimbiosis komensalisme (sebagai hewan tempat berlindung bagi hewan lain)
  • merupakan karnivor yang memakan hewan polip Cnidaria, udang, kepiting, kerang, siput, ikan kecil, dan bangkai

Ciri-Ciri Tubuh
  • ukuran tubuh bervariasi dengan diameter 1-36 cm.
  • pada saat larva, hidup sebagai plankton dan memiliki bentuk tubuh simetris bilateral
  • pada saat dewasa, bentuk tubuh simetris radial lima penjuru
  • tidak memiliki kepala dan tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral
  • tubuh terbagi menjadi lima simetris, terdiri atas daerah ambulakral (penjuluran kaki tabung) dan daerah interambulakral (tidak ada kaki tabung)
  • tubuh memiliki daya regenerasi yang tinggi
  • memiliki sistem pembuluh air (sistem ambulakral) pada rongga tubuhnya untuk menggerakkan kaki tabung
  • kaki tabung berfungsi untuk merayap, berpegangan pada substrat, memegang mangsa, dan bernapas (pertukaran O2 dengan CO2)
  • sistem ambulakral terdiri atas madreporit, saluran batu, saluran cincin, saluran radial, saluran lateral, ampula, dan kaki tabung
  • air laut masuk dan keluar melalui madreporit
  • ampula berkontraksi untuk mengatur volume air di dalam kaki tabung, yang berarti mengatur pergerakan kaki tabung
  • memiliki sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus
  • mulut terletak di permukaan oral, anus dibagian aboral
  • rongga tubuh berisi cairan getah bening yang mengandung sel ameboid yang berfungsi mengedarkan sari-sari makanan, mengatur sisa-sisa metabolisme, dan tempat pertukaran gas
  • bernapas dengan insang kulit
  • sistem saraf berupa cincin saraf berbentuk segilima yang terletak disekitar mulut

Cara Reproduksi
  • reproduksi secara seksual dan aseksual
  •  reproduksi secara aseksual melalui pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan fisin pusat (piringan kecil di pusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh melakukan regenerasi menjadi individu lengkap
  • echinodermata bersifat gonokoris dengan lima pasang gonad pada setiap lengannya.
  • Pembuahan terjadi secara eksternal yang akan menghasilkan larva berbentuk simetris bilateral, menempel pada substrat dan bermetamorfosis menjadi individu dewasa berbentuk simetris radial


Klasifikasi
  1. Asteroidea
  2. Ophiuroidea
  3. Echinoidea
  4. Crinoidea
  5. Holothuroidea


Peranan
  • Bulu babi dan telur landak laut banyak dikonsumsi manusia
  • Timun laut dapat dijadikan keripik
  • Sebagai pembersih pantai karena memakan bangkai
  • Bintang laut merugikan karena sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara


Referensi

Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rabu, 02 Januari 2019

Arthropoda


Arthropoda (Latin, arthros: ruas atau sendi, podos: kaki) adalah hewan yang memiliki kaki dan tubuh beruas-ruas atau berbuku-buku, triploblastik, dan selomata.

Cara Hidup dan Habitat
Cara hidup meliputi hidup bebas sebagai herbivora dan karnivora, parasit pada organisme lain, dan simbiosis. Habitat meliputi darat dan perairan tawar atatupun laut. Arthropoda memiliki penyebaran paling luas dibandingkan kelompok hewan lainnya

Ciri-Ciri Tubuh
  • ukuran tubuh bervariasi, dari ukuran kurang dari 0,1 mm (misalnya tungau dan kutu) hingga yang berukuran lebih dari 3 m (misalnya kepiting Macrocheira kaempferi)
  • bentuk tubuh bervariasi, yaitu simentris bilateral dan dilindungi oleh eksoskeleton (rangka luar).
  • memiliki anggota tubuh dengan struktur dan fungsi yang berbeda-beda, misalnya sayap untuk terbang, kaki untuk berjalan atau berenang, capit untuk menangkap mangsa, alat kopulasi, alat untuk pertahanan diri, dan alat reseptor sensori
  • tubuh terdiri atas segmen-segmen
  • segmen tubuh dapat dibedakan menjadi bagian kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen)
  • tubuh terbungkus oleh kutikula atau suatu kerangka luar (eksoskeleton) dari zat kitin
  • proses pelepasan eksoskeleton pada Arthropoda disebut molting atau ekdisis
  • sistem pencernaan makanan lengkap, mulai dari mulut, eksofagus, lambung, usus, dan anus.
  • sistem peredaran darah terbuka terdiri atas jantung, arteri pendek, dan sinus
  • sinus merupakan ruangan yang mengelilingi jaringan dan organ. kumpulan sinus disebut hemosol. cairan darah disebut hemolimfa
  • bernapas dengan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau permukaan tubuhnya
  • pertukaran udara terjadi melalui lubang-lubang respirasi pada setiap segmen tubuh yang disebut spirakel atau stigma
  • alat ekskresi berupa tubulus malphigi atau kelenjar ekskresi
  • sistem saraf tangga tali yang dilengkapi dengan ganglion atau otak
  • organ sensori berupa mata untuk penglihatan, antena untuk sentuhan, dan reseptor olfaktori sebagai indra penciuman
Cara Reproduksi
  • bereproduksi secara seksual, baik bersifat gonokoris maupun hermafrodit
  • reproduksi dapat terjadi melalui perkawinan (kopulasi) dan partenogenesis (pembentukan individu baru tanpa melalui pembuahan)
  • dalam partenogenesis, sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma akan tumbuh menjadi individu jantan yang memiliki jumlah kromosom separuh dari individu betina
Klasifikasi
Filum Arthropoda dibagi menjadi empat subfilum, antara lain:
  1. Chelicerata
  2. Myriapoda
  3. Crustacea
  4. Hexapoda
Peranan
  1. sumber makanan yang mengandung protein tinggi, contohnya udang windu (Penaeus monodon), Panulirus homarus (lobster), kepiting (Scylla serrata), rajungan (Portunus), laron, dan gangsir
  2. menghasilkan madu, contohnya lebah madu (Apis mellifera)
  3. bahan pakaian sutera, contohnya kepompong ulat sutera (Bombyx mori)
  4. membantu penyerbukan tanaman 
  5. serangga predator sebagai pemberantas hama tanaman secara biologi
  6. perusak tanaman, yaitu semua larva atau ulat pemakan daun, wereng, dan belalang
  7. inang perantara (vektor) penyakit, misalnya nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah, Anopheles sebagai vektor penyakit malaria, lalat rumah (Musca domestica) sebagai vektor penyakit tifus, lalat tse-tse (Glossina morsitans) sebagai vektor penyakit tidur, dan laba-laba Dermacentor variabilis sebagai vektor demam Rocky Mountain dan tularemia
  8. parasit pada manusia, contohnya caplak penyebab kudis (Sarcoptes scabiei), nyamuk, dan kutu rambut kepala (Pediculuc humanus capitis)
  9. merusak kayu bangunan, misalnya rayap
  10. pengebor kayu galangan kapal atau perahu, contohnya Crustacea kelompok isopoda (Limnoria lignorum)


Referensi
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 01 Januari 2019

Mollusca


Mollusca (Latin, molluscus: lunak) adalah hewan bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh sejati)


Cara Hidup dan Habitat Mollusca
Pada umumnya, Mollusca hidup bebas sebagai herbivora maupun karnivora dengan memakan ganggang, tumbuh-tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan mollusca lainnya, dan sisa-sisa organisme. Akan tetapi, ada pula Mollusca yang hidup sebagai parasit. Mollusca hidup di perairan dangkal maupun di darat


Ciri-Ciri Tubuh
  1. Ukuran tubuh bervariasi dari beberapa millimeter hingga panjang 18 m
  2. Bentuk tubuh bervariasi, yaitu simetris bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang atau tidak, berbentuk hampir bulat atau dilindir seperti cacing
  3. Tubuh terbagi menjadi kaki, massa visera, dan mantel
  4. Kaki berotot dan di bagian telapak kaki mengandung banyak lender dan silia yang digunakan untuk pergerakkan
  5. Massa visera mengandung organ-organ internal, seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi
  6. Mantel merupakan lipatan jaringan yang menutupi massa visera dan berfungsi menyekresi cangkang
  7.  Sistem pencernaan lengkap, terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Kecuali pada Pelecypoda yang di dalam rongga mulutnya terdapat radula (lidah parut). Sisa pencernaan berupa pelet padat sehingga tidak mencemari rongga mantel
  8. Pada sistem peredaran darah, jantung terdiri atas dua serambi (aurikel) dan satu bilik (ventrikel)
  9. Sistem peredaran darah terbuka, karena darah tidak beredar di dalam pembuluh darah melainkan pada sinus darah (rongga di antara sel-sel organ)
  10. Pigmen darah hemosianin yang larut dalam plasma darah mengandung Cu (bukan Fe), sehingga berwarna biru pucat jika mengandung oksigen, dan tidak berwarna jika kekurangan oksigen
  11. Alat pernapasan berupa sepasang insang atau lebih, yang disebut krenidium, paru-paru, atau keduanya.
  12. Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium
  13. Sistem saraf tangga tali
  14. Alat indra berupa osfradium, mata, dan statosista. Ofradium berfungsi sebagai kemoreseptor


Cara Reproduksi
  1. Bereproduksi secara seksual
  2. Kebanyakan bersifat gonokoris (organ kelamin jantan dan organ kelamin betina terdapat pada individu berbeda), sebagian kecil bersifat hermafrodit.
  3. Fertilisasi secara internal di dalam tubuh betina atau eksternal (di luar tubuh)


Klasifikasi
Terdapat 100.000 spesies yang teridentifikasi. Berdasarkan bentuk tubuh, tipe kaki, dan cangkang, Mollusca terbagi menjadi 5 kelas, yaitu:
  1. Polyplacophora
  2. Pelecypoda
  3. Gastropoda
  4. Scaphopoda
  5. Cephalopoda


Peranan:
  1. Sumber makanan yang mengandung semua jenis asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh, misalnya cumi-cumi (Loligo), kerang darah (Anadara granosa), dan kerang hijau (Mytilus edulis)
  2. Penghasil mutiara, misalnya Pinctada maxima, Pinctada martensii, dan Pinctada margaritifera
  3. Sebagai bahan hiasan dinding, pajangan rumah, kancing, misalnya cangkang berbagai siput dan kerang
  4. Siput air tawar (Lymnaea) merupakan inang perantara cacing Fasciola hepatica (cacing hati)
  5. Hama tanaman budidaya, misalnya bekicot (Achatina fulica) dan keong sawah


Referensi:
Irnaningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.